“Haruslah dipahami bahwa promosi itu investasi. Liburan itu biasanya direncanakan. Bukan lihat gambar, foto, atau baca berita promosi wisata, angkat tas lalu jalan. Waktu paling cepat untuk mempersiapkan liburan adalah satu tahun”
Corona Virus Deases (Covid-19) jadi musibah internasional. Covid meluluhlantahkan seluruh sendi kehidupan. Semua segmen usaha terutama usaha jasa pariwisata dibuat babak belur. Dunia menangis karenanya.
Menghadapi perubahan besar dalam hal pola kunjungan wisata dan kebutuhan wisatawan maka penguatan akan aspek psikologi pengunjung, kebersihan, kesehatan dan ketentraman visitor pasca pandemi covid 19 merupakan hak mutlak bagi mereka (wisatawan).
Presiden RI, Joko Widodo terus tampil dan memberikan optimisme kepada seluruh rakyat Indonesia untuk melihat pandemi ini dari aneka sudut pandang. Dia paham betul semua elemen terdampak, rakyatnya menjerit perih. Sebagai pemimpin sangatlah tepat Jokowi hadir memberi pengharapan
Pariwisata Indonesia pasti booming (meledak) ditahun 2021. Ayo, semua bangkit dan bergerak bersama, lakukan hal-hal besar ditengah wabah yang menggerogoti semua usaha jasa pariwisata. Indonesia pasti bisa bangkit,” ajak Jokowi dalam berbagai kesempatan
Tentu pandangan Sang Pemimpin ini benar, beralasan dan tepat momentum. Dia tau betul tatkala orang bosan “dirumah aja”, stay at home selama setahun misalnya akan jenuh. Solusinya adalah berwisata. Ya refreshing bersama keluarga keluar rumah adalah satu pilihan yang pasti. Dan Industri pariwisata diyakini bangkit bahkan booming disaat-saat seperti ini. Lalu?
Semua pelaku wisata dan stakeholders diminta untuk menyikapi pandemi covid-19 ini dengan terus berbenah diri, siapkan diri bahkan gencar melakukan promosi potensi dan daya tarik wisata daerah melalui semua channel, media daring dan juga media sosial lainnya.
Sepakat atau tidak, tapi dengan pola kerja dirumah (work from home) maka banyak orang menghabiskan waktu bersama gegjet, handphone Andorid untuk berkelana di dunia maya. Mereka (bisa juga adalah calon wisatawan) tentunya memiliki banyak kesempatan untuk mengakases aneka tawaran promosi wisata dengan segala keunggulan dan daya dukung komparatifnya
Hal ini yang harus menjadi alasan bagi para pelaku wisata (sellers) justru harus “berpikir terbalik” dengan tidak menjadikan momentum pandemi Covid sebagai musibah tetapi kesempatan emas untuk terus berjualan dan mengajak sebanyak mungkin calon wisatawan untuk datang dan berkunjung ke destinasi wisata di seluruh nusantara.
Publikasi menjadi satu-satunya cara yang paling ampuh, efektif dan harus dilakukan segera dan saat ini juga demi boomingnya industri pariwisata pasca covid- 19.
Gencar dan Bertanggungjawab
Selain ini pelaku wisata, pemerintah daerah dalam hal ini juga perlu membangkitkan kembali Promosi atau Publikasi Pariwisata Daerah secara gencar dan bertanggung-jawab. Tingkatkan industri pariwisata dan pengembangan destinasi, tingkatkan promosi atau publikasi pariwisata dan perkuat segmen budaya.
Publikasi langsung di medsos, melalui brosur perjalanan wisata dengan cara memberikan uraian data yang menarik tentang perjalanan wisata yang tawarkan, lengkap dengan rute, atraksi pada tiap-tiap obyek, hotel kendaraan yang akan digunakan, harga, dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya yang dapat menarik wisatawan.
Leaflet, booklet maupun baliho yang berisi pesan-pesan yang membuat pembaca atau konsumen menjadi tertarik dan memiliki rasa keingintahuan yang tinggi. Tujuannya agar para konsumen (calon wisatawan) memiliki referensi dan data yang memadai untuk merencanakan waktu liburan dan atau berwisata di destinasi wisata yang dipasarkan.
Publikasi dalam media masa dengan memanfaatkan media masa sekaligus dapat menyampaikan pesannya kepada konsumen. Media masa tersebut dapat berupa media cetak dan elektronik. Pembuatan film-film dokumenter atau thriller wisata yang memuat tentang peristiwa, DVD obyek-obyek wisata dan sebagainya. Pembuatan film-film budaya dalam durasi waktu tertentu.
Semua segmen promosi ini akan menjadi lebih jitu lagi yang diuraikan kalau semua bahan promosi yang ada bisa bekerjasama dengan media cetak, online, televisi nasional, youtube dan lain sebagainya.
Pola ini nampaknya dipahami pemerintah disetiap tingkatan termasuk pemerintah kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur
Wakil Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, S.T., M.T mengatakan bahwa keberhasilan mendorong Sumba sebagai “Pulau Terindah di Dunia” tentu adalah buah kerjasama semua pihak, pelaku wisata di pulau Sumba dan luar sumba juga pemerintah daerah se-daratan Sumba, pemerintah propinsi NTT dan tentunya pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwiasta RI
“Kami sangat berterima kasih kepada semua pelaku wisata, jajaran pemerintah daerah hingga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, yang selalu memberi sumbangsih bagi Promosi Pariwisata Daerah,“ ujar Wabub Umbu Lili kepada wartawan di Waingapu Ibukota kabupaten Sumba Timur, belum lama ini.
Dikatakan, dari tahun ke tahun, baik dari sisi pendanaan dan langsung menindaklanjutinya di daerah, Kemenpar RI selalu hadir bersama pemerintah daerah. Contohnya memfasilitasi dan membawa langsung beberapa influencer media youtube, foto model bersama fotografer dan sebagainya dalam memperkenalkan Keindahan Pariwisata dan Budaya Daerah, contohnya di Kabupaten Sumba Timur, Pulau Sumba – NTT”.
Tradisi yang baik ini tentu harus ditingkatkan kedepan dengan satu tujuan bersama yakni menjadikan pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur menjadi destinasi wisata unggulan pilihan calon wisatawan dan jadi pulau yang dikenal luas diseantero dunia.
Upaya recovery atau pemulihan paling tepat hanyalah dengan memberikan ruang publikasi yang benar, tepat dan bertanggungjawab. Anggaran- anggaran yang dialihkan untuk penanggulangan covid-19 yang mungkin saja tidak terserap mesti dikembalikan untuk menata kembali segmen promosi dan publikasi sektor usaha jasa pariwisata ini. (Yudi Umbu/ Tim/42na)