Fortuna

Garang Sebagai Pelatih Taekwondo, Pria NTT di Jogja Ini Punya Bakat Membonsai Bunga

“Tidak saja hobi. Membonsai bunga dan pohon-pohon saat ini juga sangat menjanjikan secara finansial karena penggemarnya sangat banyak”

Beberapa produk bonsai karya Maklon Haiti, Foto : Gaga Sallo/dok.Fortuna

JOGJA- fortuna.press; Lahir di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur, 42 tahun silam membuat pria bertubuh kecil nan energik ini makin gigih untuk sukses di tanah rantau.

Dialah Maklon Haiti, pria 9 bersaudara ini merantau ke Yogyakarta pada tahun 1996 untuk menempuh pendidikan SMA.

Memiliki hobi dibela diri Taekwondo, Maklon sapaan akrabnya terus mengukir prestasi. Dia banyak menjuarai pertandingan semasa masih aktif juga sebagai mantan atlit Poomsae DIY di kejuaraan Porda.

Garangnya di arena tanding, berbanding terbalik dengan hobinya yang kian membuat decak kagum setiap orang yang mengunjungi rumahnya di Prambanan Perumahan Randu Asri RT 03 RW 09 Dusun Randu Asri Desa Randu Asri Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten.

Deretan bonsai dari berbagai jenis terpajang apik di emperan rumah kian memanjakan mata bagi para penikmat kembang.

Kepada suryayogya.com yang menemuinya, Sabtu, (7/5), Maklon mengajak berkeliling kompleks perumahan sembari menjelaskan secara detail dan keunggulan dari masing-masing pohon bonsai

Ia menuturkan bahwa hobi membonsai bunga dan pohon-pohon kini sangat menjanjikan secara finansial karena penggemar bonsai sangat tinggi.

Menurutnya, pohon-pohon yang berada di hutan yang tidak ada nilai, akan menjadi mahal ketika jatuh ditangan orang kreatif yang mampu merubah pohon dengan gaya dan kreasi yang unik.

Saat ini selain menjadi pelatih bela diri Black Eagle Taekwondo Academy di Yogyakarta, ia juga terus menggeluti dunia bonsai sebagai hobi sekaligus mendatangkan omset.

Keren dalam balutan Pot nan indah. Inilah karya anak Rantau, Maklon Haiti. Foto : Gaga Salo/ dok.Fortuna

Sebagai anak NTT, Ia teringat akan begitu banyak tanaman sejenis yang tumbuh liar dihutan bahkan dipinggir-pinggir cadas dan batu karang, tak jauh dari kawasan perkotaan.

Terkait bahan baku bonsai yang tersedia di NTT saat ini katanya sangat banyak namun belum dijamah oleh tangan-tangan kreatif.

Maklon sangat menaruh harapan kepada siapapun yang ingin belajar bonsai, dirinya siap membantu generasi NTT dalam mengembangkan bonsai sebagai nilai kreatifitas anak muda NTT.

Beberapa pohon bonsai kini sudah masuk ke ajang perlombaan, sehingga bagi dirinya akan terus belajar menjadi yang terbaik agar dapat memberikan ilmu-ilmu yang didapatnya ke tanah kelahirannya NTT kelak.

Menurut pendiri Black Eagle Taekwondo Academy di Yogyakarta ini, merawat dan menggeluti bonsai adalah bentuk dari mengolah rasa, emosi, dan kesabaran untuk bergerak bersama alam dalam membentuk kepribadian.

“Terkadang lekukan dari ranting-ranting bonsai secara tidak sadar akan mencerminkan dari pribadi orang yang membuat bonsai itu,” katanya

Ia benar-benar berharap agr generasi muda Indonesia khususnya dari Nusa Tenggara Timur lebih kreatif dan mampu mengelola seluruh potensi sumber daya alam yang ada untuk meningkatkan ekonomi.(Gaga Sallo/ SuryaJogja.com/42na)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: