Tenun ikat propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) makin seksi. Gerakan Cinta Tenun Ikat pun terus digaungkan hingga ke tingkat nasional dan internasional. Mengenakan tenun ikat “sarung” tidak lagi hanya menjadi aksi para ASN ditingkat propinsi dan kabupaten kota se- NTT tetapi juga mulai “mewabah” ke private sector termasuk KSP Kopdit Pintu Air.
Tercatat mulai Kamis, (24/10) ribuan karyawan/karyawati KSP Kopdit Pintu Air se-Indonesia mulai mengenakan kain sarung di kantor saat melayani ratusan ribu orang anggotanya
Selain sebagai wahana promosi, aksi memakai sarung pada jam-jam pelayanan kantor itu merupakan bentuk dukungan Manajemen Kopdit Pintu Air dalam memberdayakan masyarakat kecil para petani atau penenun yang saban hari bergelut dengan menenun guna menopang ekonomi rumah tangga.
“Jadi anggota kita ini kan 90% adalah orang kecil. Kita namai NTTB (Nelayan Tani Ternak dan Buruh). Lebih dari 25% juga adalah para ibu dari kampung-kampung yang kesehariannya bekerja sebagai penenun. Mereka menenun untuk sumber hidup. Dengan memakai sarung tenun (bukan baju motif tenun) kita ingin agar maha karya mama-mama ini kita dihargai. Kita berdayakan. Kita bantu mereka,” ungkap Ketua KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano kepada Fortuna, Kamis, (24/10).

Pencanangan “Sekali Seminggu Pake Sarung NTT” adalah juga bagian dari cara Kopdit Pintu Air mendukung langkah pemerintah propinsi NTT pimpinan Gubernur Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi juga program Presiden RI, Ir. Joko Widodo yang menaruh perhatian besar pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Mewajibkan semua ASN dan orang NTT mengenakan sarung kata Jano adalah sebuah langkah nyata pemerintah dan memberi dampak ekonomi yang luar biasa bagi para penenun NTT.
“Bayangkan kalau puluhan ribu ASN dan karyawan swasta pake sarung maka berapa banyak lembaran sarung yang laku terjual. Mama-mama kita setelah berhari-hari menenun mereka harus jemuran lagi dipasar untuk menjual sarung. Ini kan tidak adil. Jadi tugas kita sebagai pelaku ekonomi dan pemerintah adalah menghargai itu dengan membeli dan memakai,” ujarnya.
Tenun NTT Untuk Semua Karyawan
Terkait kebijakan pakai sarung NTT yang diperuntukan bagi semua karyawan Pintu Air katanya bersifat wajib pada setiap hari Kamis dan berlaku bagi lebih dari 1500 orang karyawan di semua kantor cabang, cabang pembantu dan TP di seluruh Indonesia.
Selain wajib mengenakan sarung bermotif NTT, manajemen juga memberi ruang bagi staf-staf yang berasal dari luar NTT untuk bisa diselingi dengan sarung dari masing-masing daerah asal. Tujuannya adalah untuk mengangkat keragaman sarung nusantara.
“Karena ini juga ajang promosi keunggulan tenun ikat atau sarung NTT maka kita minta semua karyawan wajib mengenakan sarung etnis NTT. Jadi walaupun staf itu dari luar NTT kita minta sedapat mungkin dia kenakan. Bisa juga mereka kenakan sarung khas daerah setempat sebagai bentuk kampanye keragamaan tenun atau sarung nusantara,” ungkap Yakobus Jano

Kopdit Pintu Air sendiri saat ini sudah memiliki 49 Kantor Cabang dan puluhan Kantor Cabang Pembantu (KSP) yang tersebar di propinsi NTT, NTB, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Bali, Jawa Timur, JawaTengah, Kalimatan Timur, Kalimatan Tengah dan sedang dijajaki Cabang Jakarta dan beberapa kota di Sumatera
Koperasi ini mencatat predikat sebagai Koperasi Primer Nasional dengan total aset diatas Rp 1,3 Triliun dan jumlah anggota lebih dari 245.000 orang. Dengan prestasi dan posisi ini maka KSP Kopdit Pintu Air menjadi koperasi terbesar kedua di Indonesia. (tim/42na)