
KUPANG, fortuna.press : Putu Florisya Radhisti dari SMA Kristen Citra Bangsa Mandiri Kupang, Agnessa Jetty Mansur dari SMA Katolik Giovani Kupang dan Fransisko Gabriel Golu dari SMA Katolik Santa Familia Kupang berhasil mengukir prestasi sebagai juara I, II dan III dalam ajang Grand Final Lomba Pidato tentang Sampah yang diselenggarakan oleh Komunitas Sahabat Lingkungan (SaLing) Kota Kupang, Rabu, 18 Juni 2025 di Atrium Lippo Mall Kupang.
Mereka tampil luar bisa bersama 10 orang peserta grand final dan juga berhasil menyisihkan 27 orang peserta yang mengikuti babak audisi/penyisihan dengan mengirimkan video kepada panitia dalam ajang lomba pidato bertemakan ”Sampah Plastik Tanggungjawab Kita Bersama” memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2025 itu.
Grand Final Lomba Pidato tersebut dinilai langsung oleh dua juri handal yakni praktisi sampah kota Kupang Melsy Mandula,SU, MP selaku penanggungjawab Mutiara Timor Sampah dan Berverly Rambu,S.Pd yang adalah Mentor Beverly Public Speaking School NTT.
Pantauan fortuna.press, nampak 10 peserta beradu kompetensi dan penguasaan mereka soal sampah dan permasalahannya termasuk cara praktis mengatasi sampah yang kini menjadi momok paling mengancam kelestarian lingkungan dan masa depan bangsa.
Didepan Kepala Bidang Wilayah III Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Bali dan Nusa Tenggara Dr. Ade Suharso, S.Hut, M.Si, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT: Ondy Christian Siagian, SE.,M.Si dan Ketua Komunitas SaLing, Fransiskus Gabi Tola, ST, umumnya para peserta lomba tampil berani, percaya diri dan mampu membangun argumentasi dengan data-data emprik tentang sampah dan penangannya.
Hampir semua peserta mengusai materi pidato dan mampu menunjukan skill public speaking yang keren, seksi dan menghibur audiens yang memadati arena tersebut.
Harus diakui, melalui materi, pesan edukasi dan cara penyampaian gagasan mereka, sekilas nampak mereka bisa menjadi “Duta Sampah NTT”. Para siswa ini juga berpotensi mengedukasi teman sebaya dalam lingkup sekolah, lingkungan sekitar, keluarga dan tentu masyarakat luas.

Meski demikian, dari 10 orang finalis, penampilan Putu Florisya Radhisti, Agnessa Jetty Mansur dan Fransisko Gabriel Golu mampu mendominasi dari aspek penguasaan materi, kecakapan dalam berbicara juga mampu menghipnotis audiens dengan gaya berpidato mereka yang khas. Itulah sebabnya, atas penilaian Dewan Juri mereka ditetapkan sebagai pemenang.
Oleh penyelenggara Komunitas Sahabat Lingkungan (SaLing) Kota Kupang, 10 peserta Grand Final Lomba Pidato kali ini mendapat hadiah berupa uang tunai, trophy/piagam penghargaan serta goodie bag berisikan souvernier dan materi kampanye sadar sampah.
Mentor Beverly Public Speaking School NTT, Berverly Rambu,S.Pd selaku juri ketika mengumumkan juara Lomba Pidato tersebut mengatakan beberapa kriteria penting yang dinilai saat itu yakni Penguasaan materi dan ketepatan isi, Daya pikir dan argumentasi, Gaya pencapaian dan kepercayaan diri, Keselarasan isi dan tema serta Intonasi dan artikulasi.
Bahagia dan Siap Kampanyekan Isu Lingkungan
Juara I Lomba Pidato tingkat SMA/SMK/SLB se-kota Kupang thaun 2025, Putu Florisya Radhisti nampak senang dan bahagia bisa tampil maksimal dan meraih predikat terbaik dalam ajang kali ini. Siswa kelas IX dari SMA Kristen Citra Bangsa Mandiri Kupang itu mengaku sangat ramah dengan isu lingkungan karena jadi isu hangat saat ini.
“Saya bahagia, semua teman tampil luar biasa dan memang isu sampah atau lingkungan itu seksi. Kita sebagai generasi muda sudah saatnya harus dibiasakan untuk hidup bersih, sadar sampah dan mencinta lingkungan sebagai warisan untuk masa depan bangsa dan dunia. Prestasi ini memacu saya untuk mencintai lingkungan dan siap mengkempanyekan untuk teman-teman, keluarga dan lingkungan,” ujar Risya yang sering berprestasi dalam berbagai ajang lomba berpidato itu.

Hal yang sama disampaikan Fransisko Gabriel Golu peraih juara III dari SMK Santa Familia Sikumana. Jadi peserta pria satu-satunya di grand final katanya membahagiakan. Dia berterima kasih kepada Panitia dan Komunitas SaLing yang telah memberi ruang untuk pengembangan kompetensi diri ini.
“Saya tinggal di Kelurahan Bello, banyak sampah organik dan anorganik di wilayah saya. Tidak saja pidato, selain belajar dan praktekan pemanfaatan sampah secara bijak di sekolah, saya memang praktisi karena dirumah sampah plastik biasanya kita buat jadi souvernier dan beberapa produk yang bernilai lebih seperti boneka dan lain- lain. Juga juga sampah organik kita buat jadi pupuk untuk tanaman. Jadi kita sudah mulai dan tidak hanya omong-omong jago saat pidato ini,” kata Sisko.

Apresiasi Untuk Komunitas SaLIng dan Para Siswa
Kegiatan Lomba Pidato tersebut dibuka oleh Kepala Bidang Wilayah III Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Bali dan Nusa Tenggara Dr. Ade Suharso, S.Hut, M.Si dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT: Ondy Christian Siagian, SE.,M.Si, Ketua Komunitas SaLing, Fransiskus Gabi Tola, ST, Penasehat SaLing Fransiskus Bata dan disaksikan ratusan siswa, guru-guru pendamping, anggota komunitas SaLing, awak media juga para pengunjung Lippo Mall.
Kepala Bidang Wilayah III Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Bali dan Nusa Tenggara Dr. Ade Suharso, S.Hut, M.Si memberi apresiasi kepada Komunitas SaLing pimpinan Fransiskus Gabi Tola, ST dan semua sponsor yang telah menginisiasi kegiatan yang bermartabat ini ditengah efisensi anggaran yang super ketat.
Dengan adanya kreasi dan inisiatif dari komunitas SaLing juga para pihak ini memungkinkan banyak generasi Alpha, para pelajar sebagai penerus bangsa bisa terlibat langsung dalam kegiatan kampanye sadar sampah, meningkatkan wawasan serta kecintaan akan isu lingkungan sebagai investasi masa depan.
Untuk itulah Doktor Ade Suharso atas nama Kementerian Lingkungan Hidup juga sangat berterima kasih kepada para peserta Grand Final Lomba Sampah yang sangat luar biasa, Dinas Pendidikan, para kepala sekolah, serta komuntas SaLing yang telah memberikan ruang kreatifitas, uji kompetensi, edukasi dan juga kesempatan para siswa yang adalah generasi muda bangsa untuk terlibat langsung mendukung berbagai program kampanye lingkungan, sadar sampah demi masa depan Indonesia.
Memulai dari Keterbatasan
Koordinator Komunitas Sahabat Lingkungan (SaLing) Kota Kupang, Fransiskus Gabi Tola,ST di sela-sela kegiatan itu mengatakan bahwa Komunitas SaLing yang didirikan sejak tahun 2022 tersebut mencoba mengkreasi sebuah kegiatan melibatkan generasi Aplha kaum muda milenial di Kupang untuk terus terlibat aktif mengkampanyekan pentingnya “budaya sadar sampah” ditengah kegelisahan dunia akan masalah sampah sebagai persoalan krusial isu lingkungan.
“Ya semua kita tahu, ditengah keterbatasan nasional dengan adanya efisiensi anggaran tapi kita tidak boleh hilang kreatifitas karena kita yakin masih banyak orang, komunitas dan stakeholders yang sama-sama gelisah tentang persoalan sampah ini. Kita ajak jalan bareng, pemerintah, swasta, praktisi, mari gandengan tangan bersama generasi muda pelajar mahasiswa kita perangi masalah sampah di Kota Kupang dan juga NTT sebagai investasi masa depan,” ujar Frans

Frans Tola mengatakan ada 3 jenis kegiatan yang direasi komunitas SaLing untuk melibatkan warga dan generasi muda lintas usia menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2025 antara lain Lomba Mewarnai untuk anak-anak usia PAUD dan SD dengan tema “superhero lingkungan”, Lomba Pidato tingkat pelajar SLTA/SMK/SLB dan Kampanye Sadar Sampah untuk masyarakat umum.
Frans yang adalah ASN pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT itu mengatakan kegiatan Lomba Pidato ini bertujuan memberikan ruang bagi pelajar yang adalah generasi muda untuk menyampaikan ide/gagasan mereka tentang pengolahan sampah plastik yang merupakan tanggung jawab bersama;

Selain itu meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi; serta menginspirasi orang lain untuk ikut serta dalam gerakan pengurangan sampah plastik melalui pesan yang disampaikan
Mengusung tagline, Generasi Alpha pondasi lingkungan berkelanjutan, aneka Lomba yang digelar itu juga terpantau sangat edukatif, seru dan menyenangkan.
Ketua Panitia Yohanes Herry Kaha kepada fortuna.press mengatakan persiapan 3 mata kegiatan tersebut dilakukan bersama kurang lebih 3 minggu hingga pelaksanaan yang dimulai dari Lomba Mewarani untuk anak PAUD dan SD, Lomba Pidato untuk pelajar SMA/SMK/SLD se-kota Kupang juga kampaye sadar sampah untuk publik Kota Kupang dan NTT.
“Ya bersama pak Frans dan teman-teman komunitas, kita persiapan 3 minggu mulai dari rapt-rapat internal, mendatangi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTT, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Pemkot Kupang, para kepala sekolah dan juga para sponsor yang punya semangat sama menyukseskan kegiatan ini. Puji Tuhan bisa terlaksana dengan baik,”katanya
Dikatakan, untuk Lomba Pidato ada puluhan perwakilan pelajar SMA/SMK/SLB mendaftarkan diri untuk berpartisipasi dalam event ini dengan mengirimkan video pada pandangan mereka tentang ”Sampah Plastik Tanggungjawab Kita Bersama” kepada panitia. Namun sebagian harus tereliminasi di babak penyisihan. Hanya tersisa 10 perwakilan yang tampil di babak grand final.
Dikatakan Hery, masih tersisa 1 kegiatan yakni Kampanye Sadar Sampah yang akan digelar pada hari Sabtu, 21 Jni 2025 di arena Car Free Day jalan El Tari Kota Kupang. Rincian kegiatanya yakni Lomba Mewarnai, Edukasi Keliling,Tukar Sampah Botol Plastik dan Pameran Daur Ulang Sampah Plastik.
Untuk diketahui, kegiatan yang digelar selama 4 hari tersebut bekerjsama dengan Pemerintah Kota Kupang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Komunitas SaLing, Pelajar se-kota Kupang, para pecinta lingkungan, LSM dan berbagai pihak sebagai sponsor termasuk media massa. (Tim/2na).



