Fortuna

Warga Semau Dilatih Berwirausaha, Transaksi UMKM Capai Ratusan Juta

“Bank NTT menangani beberapa kegiatan antara lain capacity building, bhakti sosial, literasi keuangan digital hingga puncak kegiatan. Semuanya dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat”

Pelatihan Pembuatan Tenun Ikat. Foto : dok. Fortuna

KUPANG, fortuna.press – Seremoni pelantikan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPKD) Provinsi NTT memang telah selesai. Namun ada banyak kegiatan yang menjadi catatan penting bagi bangkitnya sektor ekonomi mikro di Pulau Semau dan sekitarnya. Panitia gabungan yang terdiri dari Pemprov NTT, Pemkab Kupang, Bank NTT, Bank Indonesia dan OJK, menginisiasi beraneka kegiatan memperkuat sektor ekonomi serta literasi keuangan dan kegiatan sosial lainnya.

Adapun rangkaian kegiatan itu antara lain pada Jumat, (20/8/2021) bertempat di Kantor Desa Otan Kecamatan Semau diselenggarakan capacity building pengembangan homestay dan pemanfaatan layanan perbankan yang menghadirkan narasumber dari Dinas Parekraf NTT dan Bank NTT Cabang Oelamasi.

Hadir dalam kegiatan itu, sejumlah warga yang bersedia menjadikan rumah mereka sebagai homestay. Jumlahnya puluhan, dan tersebar di dua desa yakni Desa Otan dan Desa Liman. Terbanyak di Otan. Hasil yang diperoleh yakni adanya standarisasi pengelolaan homestay, kualitas pelayanan kepada para konsumen yang menginap baik dari sisi layanan kamar, kebersihan kamar dan fasilitas yang dapat diperoleh.

Materi lainnya yakni pengenalan kanal Bank NTT dalam melakukan transaksi non tunai dengan memanfaatkan QRIS, serta promosi homestay melalui barcode. Warga juga diberi pemahaman yang baik dan benar tentang manajemen keuangan dalam mengelola bisnis usaha jasa pariwisata.

Nah, pada Senin 23 Agustus 2021 bertempat di Dusun I Desa Otan, berlangsunglah Pelatihan Tenun Ikat dan Pengelolaan Produksi dan Pemanfaatan Layanan Perbankan, di Kecamatan Semau yang menghadirkan warga penenun sebagai peserta, serta Ina Ndao Kupang dan Bank NTT Cabang Oelamasi sebagai narasumber.

Imbas dari kegiatan itu, yakni para penenun mendapatkan teknik penghitungan untuk menentukan harga jual tenun Semau. Tak hanya itu, penenun Semau juga mendapatkan peluang pasar karena yang menjadi offtaker adalah Dekranasda Provinsi NTT dan Ina Ndao. Manfaat dari kegiatan tersebut yakni menjaga kelestarian tenun Semau yang akhir-akhir ini hampir punah.

Kegiatan lain adalah Sertifikasi Ketahanan Pangan dan Pelatihan Pengolahan Bawang Semau dengan ibu-ibu PKK Desa Otan sebagai peserta. Narasumbernya antara lain Dinas Perindag Provinsi NTT, Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang dan UMKM.

Kegiatan ini ternyata berdampak pada adanya standarisasi produk UMKM Semau berupa stik kelor, pilus rumput laut, kacang keribo manis pedas, sambal bawang, bawang goring. Pelaku UMKM Semau pun memperoleh Sertifikat Produksi Pangan- Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) sebagai legalitas edar suatu produk pangan yang dipasarkan.

Panitia pengukuhan TPAKD juga menyelenggarakan Penyuluhan Teknis Budidaya Rumput Laut dan pemanfaatan layanan perbankan dengan menghadirkan petani rumput laut Desa Uitlelot Kecamatan Semau, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kupang dan Bank NTT Cabang Oelamasi sebagai narasumber.

Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut yakni para petani mendapatkan skill tambahan bagaimana melakukan budidaya rumput laut yang baik dan bagaimana melakukan penanggulangan hama penyakit. Mereka pun dimudahkan untuk melakukan penjualan dan mendapatkan harga rumput laut di pasaran dengan memanfaatkan aplikasi agreee.

Masih di tanggal 23 Agustus 2021, panitia juga menyelenggarakan kegiatan Edukasi Pemanfaatan Layanan Digitalisasi Ekosistem Pertanian untuk Komoditi Bawang Merah dan Layanan Perbankan dengan narasumber yakni Aggree (PT. Telkom TBK) dan Bank NTT, serta pesertanya petani bawang Desa Naikean Kecamatan Semau Selatan.

Adapun hasil yang diperoleh dari kegiatan tersebut yakni aplikasi agree merupakan suatu platform digital yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup para pelaku ekosistem pertanian, melalui aplikasi aggre dapat melakukan pendampingan kepada para petani dan perusahaan yang menjadi offtaker. Aplikasi ini pun memudahkan para petani untuk mendapatkan bantuan permodalan dari Lembaga Jasa Keuangan dalam hal ini Bank NTT.

Pelatihan Tenun Ikat dan Pengelolaan Produksi dan Pemanfaatan Layanan Perbankkan di Dusun I Desa Otan. Foto : dok. Fortuna

PKS antara UMKM dengan Offtaker

Pada acara puncak kegiatan di Semau, dilaksanakanlah Business Matching dan Pameran UMKM. Pameran yang berlangsung di sisi utara resto Pantai Otan, Semau itu diikuti oleh 27 pelaku UMKM binaan Bank NTT dan 25 offtaker.

Adapun hasil dari kegiatan itu adalah, ditandatanganinya perjanjian kerjasama antara pelaku UMKM dengan offtaker yang menjamin pelaku UMKM memiliki kepastian pasar dalam menjual hasil produksi mereka.

“Kegiatan Business Matching menghasilkan kesepakatan antara pelaku UMKM dan Offtaker dalam jual beli produk UMKM yang tertuang dalam PKS antara UMKM Binaan Bank NTT dengan Offtaker. Bahkan yang membanggakan dari serangkaian kegiatan pameran UMKM di Desa Otan adalah transaksi penjualannya mencapai Rp. 109.062.000,”demikian keterangan tertulis panitia.

Manfaat lain yakni ditandatanganinya kesepakatan antara UMKM dengan para offtaker. Pihak UMKM menyatakan keseriusannya untuk mensuplay apa yang dibutuhkan offtaker dalam jangka waktu dan nilai yang sudah disepakati.

Panitia mendata ada 27 UMKM yang siap bekerjasama, dan yang diundang untuk mewakili mereka dalam seremoni penandatanganan adalah 2 UMKM. Sedangkan ada 25 offtaker yang siap bekerjasama, dan yang hadir adalah 14.

Hadir menyaksikan penandatanganan PKS itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur NTT Joseph Nae Soi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja, Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NTT, Robert Sianipar, GM PT Pelindo III, Agus M. Nazar, GM PT PLN Persero Wilayah NTT, serta sejumlah bupati dan Sekda se-NTT.

Di sela-sela kegiatan, Gubernur VBL dan rombongan diundang melihat dari dekat pelaksanaan pameran terbatas, dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang diserukan oleh pembawa acara.

“Saya ingin memastikan apakah para pelaku UMKM ini sudah tercover semuanya dalam aplikasi atau belum. Mereka harus masuk agar lebih mudah dalam memasarkan produk mereka seperti desain besar kita, bahwa ada konektifitas antara sektor produksi dengan pasar,”tegas Viktor saat berkunjung ke stand BUMBES Poco Nembu.

Sementara itu, pada puncak acara diserahkannya Kredit Merdeka untuk 15 debitur yang seluruhnya berdomisili di Pulau Semau dengan masing–masing nominal Rp, 5.000.000 dengan total pembiayan Rp, 75.000.000,-Mereka adalah petani rumput laut, petani bawang, dan perdagangan.

Skim kredit Merdeka kini adalah jenis kredit yang disalurkan kepada UMKM yang sedang bertumbuh, dengan sejumlah keistimewaan yang dihadirkan oleh Bank NTT yakni tanpa bunga, tanpa agunan dan memutus mata rantai rentenir.

Penguatan Kapasitas Pengembangan Homestay. Foto : dok Fortuna

Terima Kasih dari Panitia

Ketua Panitia Pelaksana Pelantikan TPAKD NTT, Harry Alexander Riwu Kaho, dalam pernyataannya menegaskan bahwa rangkaian event tersebut adalah kegiatan bersama sejumlah instansi diantaranya Pemprov NTT, OJK, BI, Pemkab Kupang dan sejumlah pihak.

Bank NTT dalam hal ini menangani beberapa item kegiatan antara lain capacity building, bhakti sosial, literasi keuangan digital hingga puncak kegiatan yakni pelantikan dan kegiatan pendukung lainnya sudah dilaksanakan dengan mentaati protokol kesehatan secara ketat.

“Terimakasih kepada seluruh pihak atas kontribusinya secara nyata mendukung percepatan akses keuangan di NTT. Seluruh kegiatan pendukung sukses terlaksana sesuai rencana yang tentu mengedepankan protokol kesehatan secara ketat. Ada pembatasan dalam kepesertaan dan juga undangan pun dibatasi,”tegas Alex.

Bahkan terkait seremoni pelantikan dan penyerahan hadiah serta aneka kegiatan pendukung lainnya di Semau, setiap tamu disyaratkan dites antigen yang disiapkan oleh panitia tepat di parkiran masuk ke dermaga.

Saat seremoni pun jarak antar tamu diatur secara baik oleh panitia termasuk menyiapkan hand sanitizer di seluruh meja. Pembawa acara pun selalu mengumumkannya. “Semua undangan wajib dites antigen yang difasilitasi panitia dan lengkap dari dari sisi perijinan,” ujarnya

Alex berharap agar dengan adanya berbagai kegiatan seperti pelatihan tentang kewirausahaan yang melibatkan kepada warga sekitar, diharapkan lahirnya pengusaha-pengusaha baru yang melayani di bidang pariwisata, pertanian dan perikanan serta bisnis lainnya.

“Kita melihat bahwa masyarakat secara sukarela menyerahkan rumahnya untuk dijadikan sebagai homestay dengan patokan harga yang sudah ada. Ini adalah karakter yang mu berusaha, dan patut didorong. Bank NTT siap memberikan pelayanan dengan skim kredit yang mudah, tanpa bunga, tanpa agunan dan skim kredit ini diinisiasi oleh Bapak Gubernur untuk menumbuhkan sektor UMKM,”tegas Alex. (*)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: