“Seketika merubah wajah daerah itu. geliat ekonomi mulai tumbuh dengan hadirnya banyak usaha jasa pariwisata mulai dari jualan kuliner, usaha jasa fotografer, bisnis angkutan dan makanan ringan dan lain sebagainya”

Perjalanan menuju Noepesu di Kecamatan Miomafo Barat penuh liku meski menyenangkan. Ditemani Adion Balan, seorang sahabat dari Eban, rombongan Journalist Fortuna FunTrip melewati jalan penuh liku dari Kefa ke Eban dengan santai dan penuh tawa canda.
Berjarak kurang lebih 35 kilometer dari Kota Kefamenanu, kami menghabiskan waktu kurang lebih50 menit sebelum singgah sejenak di Eban dan menikmati hawa puncak yang mulai dingin itu.
Kurang lebih 20 menit beristirahat, kamipun segera bergeser ke Noepesu, berjarak kurang lebih 6 kilometer dari Eban dengan medan jalan sedikit terjal, sempit, berbatu dan rusak meski tidak cukup mengganggu Daihatsu Terios terbaru yang kami tumpangi
Perjalanan kami akhirnya sampai juga ke Noepesu, sebuah lembah nan permai yang sangat elok dipandang mata. Indah nian karena Noepesu dihiasai pesona yang amat lengkap, ada bentangan sawah, kali yang mengalir sepanjang tahun, gunung yang menjulang tinggi hingga bukit landai yang memanjakan mata.
Hamparan padi sawah yang mulai ranum dari meiringan medan itu mengundang decak kagum, pesona unik yang dikerjakan masyarakat dan memenuhi panorama indah bagi pengunjung yang berdatangan ke lokasi memisahkan batas administrasi Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Timor Tengah Selatan (TTS) itu.
Noepesu berada di Desa Noepesu, Kecamatan Miomafo Barat, Kabupaten TTU sementara disebelahnya ada Desa Bonleu Kecamatan Molo Tengah Kabupaten TTS. Sebelunnya keduanya tidak lebih dari daerah kumuh yang hanya menjadi “kampung singgah” kedua warga perbatasan dikala kali besar yang harus dilintasi daerah itu banjir dan tak bisa dilalui dimusim hujan.
Akses transportasi perbatasan terpantau ini masih sangat jauh dari layak, namun demikian hadirnya Pasukan Pengaman Perbatasan (Pamtas) TNI dari Yonif 132 Bima Sakti membuat kawasan ini sekejab viral di anteroa jagat karena dibangunya jembatan gantung yang menghubungkan akses di dua desa itu.
Jembatan yang dinamai Bima Sakti itu dikerjakan oleh aparat dalam hitungan minggu dan diresmikan oleh Dansatgas Yonif 132/Bima Sakti, Letnan Kolonel. Inf. Wishyuda Utama bersama Kepala Desa Bonleu, Cornelis Anin dan Kepala Desa Noepesu, Yoseph Mamo, saat itu.
Jembatan gantung yang bisa dilewati pejalan kaki dan maksimal 3 motor sekali jalan itu tidak saja membantu akses warga pelintas batas, barang dan jasa tapi juga melengkapi pesona ekowisata Noepesu yang makin eksotik itu.

Data dari Kepala Desa Noepesu kepada www.fortuna.press belum lama ini menunjukan bahwa setelah sempat viral, ribuan pengunjung dari berbagai daerah telah mendatangi wisata tempat itu untuk berposes dan menikmati suasana alam nan indah itu.
Kehadiran pengunjung dan wisatawan itu diakui Kades Mamo, seketika merubah wajah daerah itu. Geliat ekonomi mulai tumbuh dengan hadirnya banyak usaha jasa pariwisata mulai dari jualan kuliner, usaha jasa fotografer, bisnis angkutan dan makanan ringan dan lain sebagainya.
Terimakasih TNI atas perhatiannya bagi kami warga Noepesu dan Bonleu. Kesulitan yang kami alami sudah jadi bagian dari takdir alam tapi kehadiran Jembatan Bima Sakti menjadi pemicu ekonomi sebagian warga tumbuh. Kampung ini dikenal luas karena Jembatan gantung ini,: ujar Kades Mamo singkat.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Timor Tengah Utara, Robertus Nahas melalui Kabid Promosi Raymundus Thaal mengaku pemerintah sangat terbantu dengan hadirnya Jembatan Bima Sakti yang dikerjakan oleh Pamtas TNI.
Jembatan itu katanya menambah pesona Noepesu sebagai lembah eksotik yang indah namun sering dilupakan karena keterbatasan akses dan daya tarik wisata tambahan.
“Jembatan ini keren dan makin menambah pesona Noepesu yang memang indah karena agrowisata dan panorama alamnya. Terimakasih TNI, kita akan terus benahi apa yang menjadi tugas kita agar kawasan itu menjadi destinasi wisata unggulan baru yang representatif dari semua aspek,”ujar Thaal.
Nah, Itulah kisah perjalanan wisata kami yang sangat mencengangkan. Ah, Noepesu dan Bima Sakti, pesonamu memantik sukma. Tergodakah Anda ke Noepesu dan menginjakan kaki di Jembatan Bima Sakti? (Tim/42na)