Fortuna

Lesunya Pariwisata Sikka dan Inilah 6 Harapan Ketua Pembina Yaspem Maumere

“Dimasa pandemi covid-19 ini, kita harus bangkit bersama pemerintah, pencinta dan pemerhati wisata Nian Tana melakukan langkah-langkah strategis dengan pembenahan disana sini,”

Corona Virus Deases (covid-19) memporakporandakan semua sendi kehidupan. Salah satu sektor yang paling terdampak dari pandemi ini adalah bidang Usaha Jasa Pariwisata. Dunia yang satu ini tak bergeming, lesu tak berdaya. Industri pariwisata bahkan terpuruk sepanjang sejarah.

Fakta yang sama terjadi di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Semua usaha jasa pariwisata semisal hotel restoran, travel agent,pemandu wisata, industri kreatif  hingga akses penerbangan dari dan ke kota itu terpapar.

Bahkan akses penerbangan dari Maumere- Denpasar,PP yang adalah kota pariwisata dunia  masih tertutup hingga kini meski rute penerbangan dari Kupang dan Labuan Bajo ke Maumere tetap aktif. Dampak ikutannya adalah sepinya wisatawan domestik yang datang ke Maumere.

Ben Marianus (Baju Merah) dan beberapa wisatawan dalam kunjungan ke Maumere belum lama ini. Foto : Ist

Salah seorang pelaku wisata aktif di Kabupten Sikka, Ben Marianus meminta pemerintah daerah kabupaten Sikka untuk bangkit dan bergerak dengan aski-aksi nyata memulihkan industri pariwisata setempat.

“Aktivitas ekonomi di objek wisata akan terjadi sebagai dampak dari kunjungan wisatawan. Ayo Pemerintah Daerah dan Dinas pariwisata bergeraklah dengan aksi nyata,” tulis Ben Marianus dalam akun facebooknya, Selasa (21/7)

Benar apa yang diharapkan para pegiat wisata ini. Yang dibutuhkan saat ini dimasa adaptasi baru adalah berbagai langkah kreatif untuk recovery (pemulihan). Corona sudah saatnya menjadi “sahabat”. Ikuti anjuran protokol kesehatan yang standar dan jauhi larangannya. Hanya dengan itu kondisi krisis ini dihindari dan geliat ekonomi berbasis pariwisata bangkit.

Pemerintah Kabupaten Sikka diminta untuk tidak larut dalam ketakutan yang berlebihan namun harus bangkit dari keterpurukan dan melakukan reaktivasi beberapa sektor yang dianggap produktif dalam kerangka menggairahkan ekonomi lokal.

Usaha jasa pariwisata semisal hotel dan restoran meski diberi ruang untuk dibuka kembali dengan tetap taat pada protokoler kesehatan, semua sendi ekonomi dibuka dan pelayanan pemerintah terus ditingkatkan tentu dalam satu kewaspadaan bersama “mencegah pandemi covid-19 ini meluas”

Silvester Nong Manis, SH ,Ketua Pembina Yaspem Maumere

Selain harapan Ben Marianus, berbagai pihak juga proaktif memberi masukan kepada Pemkab Sikka khususnya Dinas Pariwisata Sikka untuk terus meningkatkan sinergi.

Ketua Pembina Yaspem Maumere, Silvester Nong Manis,SH  meminta pemerintah daerah dan stakeholders pariwisata untuk menata lagi industri pariwisata Sikka sebagai salah satu sektor andalan perekonomian kabupaten Sikka dan Flores umumnya.

“Mari kita bahu membahu bangkit dan menata kembali dunia pariwisata Nian Tana kedepannya. Dimasa pandemi covid-19 ini, kita harus bangkit bersama pemerintah, pencinta dan pemerhati wisata Nian Tana melakukan langkah langkah strategis dengan pembenahan disana sini,” kata Silvester, Pembina Yaspem yang salah satu asetnya adalah Sea World Club Maumere itu.

Menurut Silvester, salah satu prospektus  sumber pendapatan Asli daerah Kabupaten Sikka  adalah dibidang Pariwisata.

Hal ini tidak bisa dipungkiri karena saat ini kota  Maumere adalah pintu masuk Flores Bagian Timur, baik untuk dunia  pariwisata maupun untuk dunia bisnis lainnya yang diperlancar  dengan lalulintas komunikasi darat, udara serta laut yang memadai.

Demikian  strategisnya Maumere sebagai MADAWAT-nya Flores Bagian Timur inilah menjadi salah satu faktor penentu peningkatan dunia pariwisata di Nian Tana. Karena itu dunia yang satu ini harus menjadi salah satu prioritas pembangunan di Nian Tana,” ungkap Silvester yang adalah Pimpinan YBBH VERITAS Jakarta itu.

Memang tidak dapat dielak, bahwa dimasa Covid-19, dunia pariwisata di seluruh dunia bahkan di pelosok manapun, termasuk di Nian Tana, yang paling utama  terkena dampaknya. Lalu apa yang mesti dilakukan di masa pandemi covid-19 ini?

Kepada www.fortuna.press, Selasa, (21/7), Advokat Senior pada Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) ini kemudian memberikan enam solusi diantaranya;  

Pertama, membenahi sarana dan prasarana pendukung dinia wisata misalnya, benahi akses jalan menuju destinasi wisata, benahi listrik, benahi air, benahi sanitasi, dan lain sebagainya melalui jalur padat karya, sebagai wujud kebijakan pemerintah pusat.

Kedua,  membenahi kebijakan politik di bidang pariwisata berbasis, alam, budaya, agrowisata dan religi.

Ketiga,  membangun komunikasi politik secara intens dengan pemerintah pusat misalnya dengan Kementerian Desa, Kementerian di bidang pariwisata, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Departemen lain yang terkait. Karena tanpa itu, mana pusat tahu akan kebutuhan kita di daerah.

Keempat, membuat paket paket wisata, harian, tiga harian atau satu mingguan, dengan berbagai varian yg menarik.

Kelima, membenahi wajah kota karena kota bagaikan gadis molek yg harus terus menerus didandani.

Keenam, Pemerhati, pencinta, pegiat wisata harus bahu membahu bersama pemerintah mempromosikan dunia wisata Nian Tana secara sitemik dan berkelanjutan. Bila perlu canangkan tahun wisata. Lopa tegor meham meham (jangan kerja sendiri-sendiri), “ungkapnya.

Hanya dengan enam point tersebut Silvester percaya, setelah covid-19 berlalu, semua pihak sudah siap untuk menyambut  ledakan para pengunjung di bidang pariwisata di  Nian Tana Sikka.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sikka Petrus Poling Wairmahing dimintai komentarnya terkait harapan Para pelaku wisata dan apa rencana strategis Pemkab Sikka belum berhasil dihubungi. Hingga tulisan ini diturunkan beberapa pertanyaan Fortuna yang dikirim ke handphonenya belum mendapat respon. (tim/42na)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: