Fortuna

Labuan Bajo Penuhi Syarat Indikator Pariwisata Berkelanjutan

“(Labuan Bajo) telah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas secara nasional. Sehingga harus memenuhi standar pariwisata berkelanjutan yang berlaku,” kata Giri

Sesmenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani . Foto : dok.Fortuna

LABUAN BAJO, fortuna.press – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kemenparekraf  bekerja sama dengan ISTC (Indonesia Sustainable Tourism Council/Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia) melakukan audit terhadap pemenuhan indikator-indikator pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Sesmenparekraf Ni Wayan Giri Adnyani, dalam Focus Group Discussion (FGD) Kegiatan Pengukuran Capaian Implementasi Kriteria dan Indikator Destinasi Pariwisata Berkelanjutan di Wilayah Labuan Bajo Flores di Zasgo Hotel, Labuan Bajo (8/11) mengatakan, audit  itu sebagai langkah strategis dalam upaya mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas yang berkelanjutan.

Terlebih, Labuan Bajo adalah destinasi yang memiliki potensi yang sangat besar di segi kekayaan alam, budaya, dan ekonomi kreatif yang kuat.

“(Labuan Bajo) telah ditetapkan sebagai destinasi super prioritas secara nasional. Sehingga harus memenuhi standar pariwisata berkelanjutan yang berlaku,” kata Giri dalam sambutannya.

Giri menjelaskan audit indikator pariwisata berkelanjutan ini merupakan langkah kunci untuk menentukan dan mengevaluasi sejauh mana penerapan indikator-indikator pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.

“Hasil pengukuran ini akan memberikan pandangan yang jelas tentang area-area yang memerlukan perbaikan dan perhatian khusus,” katanya.

Giri menyampaikan audit itu merujuk pada Permenparekraf Nomor 9 tahun 2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan yang telah diakui oleh Global Sustainable Tourism Council (GSTC) dan dijalankan oleh ISTC serta Kemenparekraf.

Ada 4 kriteria yang dinilai auditor terdiri dari tata kelola, budaya, ekonomi, dan lingkungan.

Keempat kategori ini memiliki 10 subkategori dengan 38 kriteria dan 175 indikator.

“Kami berkomitmen menjadikan destinasi ini sebagai contoh keberhasilan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia,” kata Giri.

Giri berharap audit ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya penerapan standar dan kriteria pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo serta merangsang komitmen dan kesadaran seluruh stakeholder di kawasan Labuan Bajo Flores bahwa pariwisata adalah tanggung jawab bersama.

Selain itu, audit ini juga diharapkan bisa menumbuhkan kesadaran seluruh stakeholder pariwisata untuk terus melakukan audit mandiri secara berkelanjutan untuk mewujudkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan dan memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan seluruh stakeholder.

“Kami tidak bisa bekerja sendiri karena tanpa kerja sama dari bapak/ibu stakeholder kita tidak dapat mencapai kualitas yang diharapkan. Saya yakin dengan kerja sama yang kuat, kita bisa mencapai keberhasilan yang besar dalam mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata berkelanjutan yang unggul,” ungkapnya.

Dalam kesempatan serupa, Staf Ahli Menparekraf Bidang Pariwisata Berkelanjutan dan Konservasi Frans Teguh menambahkan melalui audit ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat yang konsisten dari para stakeholder untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.

Melalui pengembangan pariwisata berkelanjutan, kata Frans, diharapkan isu-isu yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap lingkungan hidup dapat ditekan.

“Kita ingin menyampaikan pesan bahwa pariwisata di Labuan Bajo adalah pariwisata yang berkelanjutan dan kita konsisten terhadap penerapan keberlanjutan lingkungan di Labuan Bajo,” ucap Frans.

Acara ini kemudian dilanjutkan dengan audit ke 11 lokasi di sekitar Labuan Bajo mencakup Pengolahan sampah Kole; Kawasan Pantai Hotel La Prima; SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) II Wae Mese dan Kampung Adat Kaper.

Ada juga Goa Batu Cermin; Puncak Waringin; Tempat Pelelangan Ikan (TPI);  Kawasan UMKM Kampung Ujung;  SPKLU Charging Station Kampung Ujung; Pelabuhan ASDP Waterfront dan IPAL Labuan Bajo.

Audit ini dilakukan langsung oleh Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf Ni Wayan Giri Adnyani; SAM PBK Frans Teguh; serta dua advisor dari Universitas Pelita Harapan, Amelda Pramezwary dan Diena M. Lemy. (Abriyanto/Fortuna/Jakarta)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: