Fortuna

Komisi III DPRD NTT dan Kopdit Pintu Air Hearing Soal Strategi Survive Ditengah Covid-19

“Dampak yang paling kami rasakan adalah penurunan capaian target baik dari sisi jumlah anggota, simpanan, pinjaman terutama pendapatan/bunga yang merosot hingga 50% dalam 3 bulan terakhir,”

Senin, 8 Juni 2020, Pimpinan dan Anggota Komisi III DPRD Provinsi NTT berkunjung  ke kantor KSP Kopdit Pintu Air Cabang Kupang. Kehadiran rombongan DPRD tersebut dalam rangka silaturahmi dan hearing (dengar pendapat) dengan Pengurus dan manajemen terkait Covid-19.

Kehadiran rombongan Komisi III yang dipimpin oleh Wakil Ketua, Viktor Mado Watun tersebut diterima langsung oleh Ketua Komite KSP Kopdit Pintu Air Cabang Kupang, Aloysius Kamil, Penasehat Kopdit Pintu Air, Dominikus Ancis, Manager Area Abdulrachman Nau dan Manager Cabang Kupang Margaretha Du’a Mite

Viktor Mado Watun ditemani Wakil Ketua Leonardus Lelo, Sekretaris Fredy Mui, anggota Komisi Yuliana Adoe, Mercy Piwung, Ben Isidorus, dan Jimur Katrina

Pertemuan sejak jam 12.00 hingga jam 13.15 tersebut berlangsung santai dan penuh keakraban. Berbagai isu materi terkait Covid-19, dampaknya terhadap operasional dan manajemen koperasi serta penerapan Peraturan OJK nomor 11 tahun 2020 dikupas tuntas pada saat itu.

Ketua Komite Cabang Kupang, Aloysius Kamil dalam sepatah katanya mengatakan bahwa KSP Kopdit Pintu Air secara nasional berkantor Pusat di Kampung Rotat, Desa Ladogahar, kecamatan Nita, Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, NTT

Koperasi itu lahir 1 April 1995 dengan 50 orang anggota dan saat ini telah memiliki anggota 237.000 orang anggota dan aset diatas Rp1,7 Triliun. Jumlah itu termasuk 10.000 orang lebih anggota di Kantor Cabang Kupang.

Kepada Komisi III, Aloysius wewakili Ketua Pengurus Pusat Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano menyampaikan progres, kandala dan langkah-langkah strategis yang dilakukan pengurus dan manajemen Kopdit Pintu Air secara nasional ditengah pandemi Covid-19.

“Dampak Covid-19 yang paling kami rasakan adalah penurunan capaian target baik dari sisi jumlah anggota, besaran simpanan, pinjaman termasuk pendapatan bunga yang merosot hingga 50% dalam 3 bulan terakhir,”ujarnya

Terhadap permasalahan itu pihaknya terus berjuang untuk menyelamatkan keadaan dengan tetap mempertahankan ritme kerja dan tidak merumahkan karyawan apalagi PHK.

Operasional Pintu Air juga katanya tetap tunduk pada peraturan pemerintah soal standar protokol kesehatan cegah covid-19 bagi staf dan anggota mulai dari cuci tangan sebelum masuk kantor, pemeriksaan suhu tubuh, pake masker hingga jaga jarak aman saat antri di loket pelayanan.

Manajemen Pintu Air papar Alo, hanya mengurangi jam kerja karyawan dari sebelumnya 6 hari kerja menjadi 5 hari untuk batas waktu yang belum dipastikan.

Sementara untuk menyikapi tersendatnya penyetoran pinjam /angsuran sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo dan penerapan POJK No.11 tahun 2020 tentang relaksasi pinjaman selama 1 tahun, Manager Pintu Air Cabang Kupang, Margaretha Dua Mite mengatakan Kopdit Pintu Air tetap menerapkan pola 3R yakni Reshceduling, Restrukturisasi dan Reconditioning agar anggota tetap membayar angsuran sesuai kemampuannya.

“Memang ada anggota yang ditagih dia marah-marah karena alasan mengikuti arahan Pak Presiden Jokowi. Padahal tidak semua macet cahsflow-nya. Jadi selain pendekatan persuasif ke anggota, kita tetap terapkan pola  3R. Ya Win win solution, “ ujar Margaretha  diamini Manager Area Abdulrahman Nau.

Pola ini katanya memberikan ruang kepada anggota untuk tetap membayar pinjaman sesuai kemampuan, diperpanjang masa angsuran, potong bunga pinjaman dengan perpanjang waktu angsuran serta memperbolehkan anggota untuk menyetor hanya bunga plus kewajiban tanpa harus membayar pokonya.

Suasana Pertemuan Komisi III DPRD Provinsi NTT dengan Komite dan Manajemen KSP Kopdit Pintu Air Cabang Kupang, Senin, (8/6). Foto : Majalah FORTUNA

Kunjungi 3 Koperasi

Setelah mendengar semua penyampaian tersebut, Ketua Komisi III Viktor Mado Watun mengatakan bahwa kunjungan kali ini menyasar ke tiga koperasi di Kota Kupang yakni Swastisari, Pintu Air dan Sangosay. Tujuanya adalah silaturahmi biasa sebagaimana Tupoksi Komisi III yang berkaitan dengan Pengelolaan Keuangan Daerah.

“Benar bahwa mitra Koperasi dan UMKM itu ada di Dinas Koperasi dan Komisi V DPRD NTT. Namun karena koperasi menghimpun dan mengelola uang dari masyarakat (anggota) maka menyentuh kewenangan komisi III. Kita ingin tau apa dan bagaimana kiat-kita koperasi untuk tetap survive ditengah Covid-19 ini,” ujar politisi PDI Perjuangan ini

Viktor juga memberi apresiasi atas kinerja pengurus dan manajemen Kopdit Pintu Air yang awalnya tertatih-tatih tapi akhirnya bisa meyakinkan ratusan ribu orang untuk bergabung bersama pintu air.

“Saya melihat Kopdit Pintu Air berkembang baik, memiliki visi pelayanan yang kuat sehingga mampu mengajak banyak orang untuk “bergotong royong”, saling membantu dalam wadah pemberdayaan ekonomi anggota ini, kata Mantan Wakil Bupati Lembata yang mengaku sudah menjadi anggota Pintu Air sejak 2014 itu.

Wakil Ketua Komisi, Leonardus Lelo mengatakan sebagai lembaga pemberdayaan ekonomi, Pintu Air diminta lebih kreatif dan proaktif membangun ekonomi masyarakat. Meski secara swadaya dan murni mengelola keuangan dari oleh dan untuk anggota, Pintu Air wajib memiliki gagasan-gagasan kreatif dalam bentuk produk simpanan tapi juga pendampingan UKM untuk meningkatkan omset usaha.

Sementara Sekretaris Komisi III, Fredy Mui mengatakan sebagai lembaga pembiayaaan  Non Bank, Pintu Air juga harusnya bisa mengakses program-program pemberdayaan yang digalakan pemerintah daerah untuk membantu anggota.

“Jadi katakan ada program pemberdayaan ekonomi dari pemerintah yang bisa diakses melalui kelompok-kelompok masyarakat (anggota) petani tomat,lombok dan UKM lainnya, dana semisal 10-15juta/kelompok usaha bersama. Dengan jaringan yang ada, Pintu Air bisa membantu mengaksesnya untuk jadi usaha bersama anggota,” ujar politisi Nasdem itu.

Dana itu katanya memang tidak langsung ke kas lembaga tapi bermanfaat langsung untuk mendukung ekonomi anggota sehingga bisa membayar angsuran pinjaman lebih cepat.

Fredy mengaku dirinya dan semua anggota keluarganya sudah bergabung dengan Kopdit Pintu Air sejak tahun 2014 dan merasakan manfaat bersama koperasi itu.

Relaksasi Pajak Untuk Koperasi

Selain dukungan dari pemerintah provinsi,  hal lain yang dipertanyakan Komisi III adalah soal dukungan apakah ada kemudahan (relaksasi) pajak untuk koperasi.

Anggota Komisi III, Yuliana E.Adoe mengatakan apakah ditengah covid-19 ini Pintu Air sebagai sebuah lembaga pemberdayaan ekonomi juga mendapat kemudahan biaya pajak dari kantor Pajak Pratama.

“Saya apresiasi kemajuan Pintu Air, saya ingin tanya apakah pintu air juga mendapatkan keringanan pajak dari kantor pajak karena kalau kita dengar dari banyaknya keluhan dan penurunan omset usaha akibat Corona mestinya Pintu Air juga mendapatkan keringan pajak,” ujar sosok yang biasa disapa Lily Adoe itu

Harapan yang sama juga disampaikan anggota Komisi lainnya yakni Mery Piwung, Ben Isidorus, dan Jimur Katrina. Bahkan setelah mendengar profile Pintu Air, anggota komisi III Mercy Piwung langsung menyatakan dirinya untuk menjadi anggota koperasi itu.

Perda Perlindungan Koperasi

Salah satu hal yang menjadi keluhan dari pelaku koperasi adalah makin maraknya “koperasi bodong” yang menamakan diri koperasi dan mengumpulkan dana masyarakat tapi sering meresahkan masyarakat.

Nah setelah mendengar berbagai keluhan dari Pengurus Koperasi Swastisari dan Kopdit Pintu Air terkait hal tersebut pelaku koperasi dan Komisi III DPRD NTT menyapakati untuk memperjuangkan pembentukan Perda Perlindungan Koperasi.

Dalam closing statemennya, Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi NTT Viktor Mado Watun menyatakan akan bersama para anggota Komisi untuk memperjuangkan pembentukan Perda Perlindungan Koperasi.

Perda ini tentu memberikan perlindungan terhadap koperasi-koperasi legal yang selama ini resmi, tumbuh melayani anggota untuk bersaing secara sehat sebagaimana amanat Undang-Undang dan menekan berbagai lembaga keuangan ilegal (koperasi bodong) yang selama ini menimbulkan keresahan dimasyarakat,” ujar Viktor. (Tim/42na)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: