Fortuna

Indonesia Motorhome Club, Jelajah Indonesia Timur 42 Hari

“Dari perjalanan ini, para peserta overland  berjumlah 21 motorhome memberikan beberapa catatan untuk pariwisata Indonesia lebih baik lagi”

Tim IMC melintasi destinasi- destinasi wisata di Nusa Tenggara Timur

BEKASI , fortuna.press – Indonesia Motorhome Club (IMC), sebuah komunitas mobil, menelusuri keindahan Indonesia Timur sekaligus merekam keindahan Tanah Air.

Perjalanan selama 42 hari melalui jalur darat, menyeberangi pulau satu ke pulau lainnya di Indonesia Timur, meraih kesan tak terlupakan dan terekam dengan indah dalam suatu film documenter bertajuk ‘A Journey to Tana Timor’.

Film dokumenter berdurasi 45 menit yang disutradarai oleh Darwin Nugraha ini merekam pesona Indonesia Timur yang berpotensi besar untuk menggerakkan wisatawan nusantara dan asing melancong kesana.

Umbu, Presiden Indonesia Motor Club saat dijumpai usai pemutaran film di Kota Sinema, Jati Asih, Bekasi,  (3/2) mengisahkan, perjalanan overland ke Indonesia Timur dalam rangka mempromosikan destinasi pariwisata.

Dari perjalanan ini, para peserta overland  berjumlah 21 motorhome memberikan beberapa catatan untuk pariwisata Indonesia lebih baik lagi.

Overland ke Indonesia Timur atau yang disebut juga Lesser Sunda Land ini terbagi dalam empat journey.  Pertama Flores sampai Atambua. Kedua, Timor Leste. Ketiga Kepulauan Sumba. Keempat Nusa Tenggara Barat dan Bali. “Pulau pulau tersebut kita jelajahi. Termasuk Pulau Rote,” lanjutnya.

Overland sebagaimana menjadi marwah dari IMC, tambah Umbu, bahwa komunitasnya adalah pribadi yang mencintai Indonesia, serta menjadikan seluruh Indonesia sebagai ‘pekarangan’ rumahnya.

“Pekarangan ini dimaknai sebagai harus mencintai orang orangnya, budayanya, sukunya dan agamanya. Dengan demikian kita mampu menerima perbedaan sehingga dapat diterima di setiap daerah yang kita sambangi,” terang Umbu.

Pos Lintas Bantas Negara (PLBN) Motaain di Kabupaten Belu, Timor. Foto : dok.Fortuna

Dalam 42 hari perjalanan ini, IMC memberikan masukan untuk kemajuan pariwisata dan para stakholders di antaranya adalah pemerintah daerah, pemerintah pusat dan institusi terkait.

Selama perjalanan overland ini, IMC menemukan kekurangan seperti toilet bersih, kamar mandi bersih serta colokan listrik untuk opsi penambah daya baterai, serta mahalnya ongkos kapal penyeberangan antar pulau satu ke pulau lainnya.

Menurut Darwin Nugraha, Sutradara film dokumenter,  “Laut itu jangan dianggap sebagai pemisah, tapi justru laut itu dijadikan sebagai penghubung antar pulau yang indah ini” (abri/42na)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: