“Ini dimasudkan untuk meningkatkan penyebarluasan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam memanfaatkan serta mengelola potensi limbah ternak menjadi sumber energi alternatif”
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Nusa Tenggara Timur berkomitmen memperuat kapasitas warga desa dimanapun berada memahami cara mengelola dan memanfaatkan sumber energi alternatif berbasis limbah ternak
Salah satu langkah konkrit yang dilakukan adalah melakukan Pelatihan Pemasangan Sarana Energi Alternatif Biogas di Desa Dafala Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, belum lama ini
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Nusa Tenggara Timur, Viktor Manek,M.Si mengatakan kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan warga desa dalam mengelola potensi lokal limbah ternak menjadi sumber energy alternative yang lebih mernilai guna
“Kegiatan ini dimasudkan untuk meningkatkan penyebarluasan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat dalam memanfaatkan dan mengelola potensi alam, dalam hal ini adalah limbah ternak untuk dijadikan sumber energi alternatif yang dapat digunakan secara massal dan berkesinambungan, papar Manek melalui Kepala Bidang Pengembangan dan Potensi Desa Ahmad Buhari kepada wartawan belum lama ini
Kegiatan pelatihan yang dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas PMD Provinsi NTT itu juga kata Ahmad bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap sumber energi tak terbarukan, misalnya minyak tanah.
“Sudah saatnya masyarakat meninggalkan energi tak terbarukan,” ungkapnya.
Adapun beberapa kriteria lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk proses pembuatan Energi Alternatif Biogas terutama dari aspek kesiapan ternak, pakan, air baku dan juga belum pernah menerima bantuan sarana serupa.
“Ada 4 kriteria, yakni tempat itu harus memiliki ternak sapi minimal 2 ekor yang dikandangkan, memiliki ketersediaan pakan ternak, memiliki sumber daya air yang baik dan yang terakhir adalah belum pernah menerima bantuan sarana biogas,” ujarnya.
Dikatakan sasaran penerima pelatihan untuk tahun ini hanya sebanyak 10 kepala keluarga. Hal itu karena terbatasnya anggaran yang dialokasikan. (Tim/42na/Rilis/Humas)