Fortuna

Bijaesunan, Batu Bertanduk Sapi di Puncak Pulau Timor

“Dari sini, pengunjung juga bisa melihat keindahan Gunung Mutis Babnain, Gunung Miomaffo, Bukit Saenam, serta gunung dan bukit lainnya yang ada di sekitar perbatasan Indonesia dan Timor Leste”

Para Wisatawan menikmati pesona puncak Bijaesunan, berada di pilar batas Indonesia dan Timor Leste. Foto : dok.Fortuna

KEFAMENANU, fortuna.press – Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) di Provinsi Nusa Tenggara TimurĀ  menyimpan sejuta pesona yang belum diungkap luas ke publik penikmat wisata dunia.

Padahal, daerah yang berbatasan langsung dengan Distrik Oecusse, negara Timor Leste itu memiliki satu salah satu kawasan puncak yang sangat memikat mata. Spot wisata itu bernama Puncak Bijaesunan yang terletak di Kecamatan Miomaffo Barat kabupaten TTU.

Dahulu kawasan itu nyaris tak kesohor namun demikian karena kemajuan digitalisasi saat ini maka Bijaesunan yang menawarkan pesona alam pegungungan itu mulai dikenal para traveler meski akses menjadi satu tantangan tersendiri.

Kini puncak Bijaesunan telah menjadi salah satu destinasi wisata alternatif yang menyuguhkan keindahan panorama Pulau Timor.  Bentangan alam pegunungnnya memikat dan selalu menawan ditatap mata

Destinasi wisata ini berada di antara perbatasan Desa Manusasi, Kecamatan Miomaffo Barat, dan Desa Tasinifu, Kecamatan Mutis, Kabupaten TTU, NTT, juga dengan Distrik Oekusi, Timor Leste.

Dalam perjalanan menuju puncaknya, pengunjung akan disuguhkan pemandangan yang aduhai. Di puncaknya, pengunjung seakan berjalan, berdiri ataupun duduk di atas awan. Di puncak Bijaelsunan pula, hampir seluruh Pulau Timor terlihat.

Selain itu, pengunjung juga bisa melihat keindahan Gunung Mutis Babnain, Gunung Miomaffo, Bukit Saenam, serta gunung dan bukit lainnya yang ada di sekitar perbatasan Indonesia dan Timor Leste.

Lalu apa yang bisa anda nikmati disini? Selain pesona alam dan kekayaan flora faunanya, spot wisata ini menyajikan satu situs bersejarah berupa sebuah batu bercabang dua mirip tanduk sapi. Dalam Uab Meto, bahasa lokal etnik Atoni Pah Meto, disebut Bijaelsunan berarti tanduk sapi.

Hingga saat ini, Bijaesunan belum dikelola secara professional dan ditetapkan pemerintah daerah setempat sebagai salah satu objek wisata alam di Kabupaten TTU. Walau demikian, tempat ini senantiasa dikunjungi muda mudi sebagai lokasi hunting foto dan bersantai.

Bagi yang ingin melepas lelah, menyegarkan otak, atau ingin memanjakan mata, bisa melepas penat di Bijaelsunan. Jarak tempuh dari Kota Kupang ke Bijaelsunan sekitar 235 kilometer. Sementara dari Kota Kefamenanu, sekitar 40 kilometer.

Untuk sampai ke tempat wisata ini, para pengunjung bisa menggunakan kendaraan roda dua, kendaraan roda empat dan kendaraan roda enam. Bisa juga menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum. (Sumber : www.kliktimes.com)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: