Fortuna

Bedah Rumah dan Kebeningan Hati Seorang Julie Laiskodat Untuk Wartawan

“Tidak bisa dibayangkan dalam kondisi sakit yang tengah dialaminya, badai itu datang tanpa kompromi. Atap rumah terangkat, perabot rumah ludes tak terselamatkan; penghuninya dalam kegelapan harus segera minggat pukul 03.00 dinihari mengurai derasnya hujan. Sungguh pilu dan menyayat hati”

Para Jurnalis bahu membahu menurunkan bantuan material bangunan yang diberikan Ibu Julie Laiskodat, Senin, (18/10) di Bello. Foto : Fortuna

KUPANG, fortuna.press – Senin,18 Oktober 2021 petang, 1 unit trek dan 1 unit pikap membawa sejumlah bahan bangunan menghampiri kediaman salah satu warga di RT 04/RW 02 Kelurahan Bello, Kecamatan Maulafa Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Rumah yang dituju itu milik salah seorang rekan seprofesi, Marten Radja wartawan Citra News yang sempat porak poranda akibat badai seroja yang meluluh lantahkan Kota Kupang bulan April 2021 lalu

Rumah semi permanen beratapkan seng berdinding bebak yang dibangun menggunakan kayu dan bambu itu adalah kediaman sementara keluarga sahabat kami Marten bersama seorang istri dan 3 orang anaknya yang masih duduk dibangku SD, SMP dan SMA

Keluarga pewarta Marten Radja sebelumnya memang “nyaman” mengontrak sebuah rumah di bilangan Oebufu dan baru membangun pondok itu dan ditempati selama kurang lebih 1 tahun. Rupanya bencana itu datang lebih awal, jauh sebelum Bung Marten membenahi pondok itu menjadi sebuah rumah permanen

Badai “seroja” yang terkenal dengan keganasannya itu membuat semua impian jadi pupus. Harapan agar pondok sementara itu jadi tempat berlindung dari hujan dan sengatan sinar matahari tak berlangsung lama. Dalam sekejab pondok itu rata tanah dan semua harta benda tidak satupun yang berhasil diselamatkan.

Tidak hanya perabot rumah tangga, perangkat kerja kewartawanan semisal laptop dan printer semuanya rusak oleh terpaan angin kencang dan hujan badai selama semalam suntuk itu.

Malam itu adalah momentum paling pilu yang dirasakan keluarga Marten dan tentu semua warga Kota Kupang. Tidak bisa dibayangkan dalam kondisi sakit yang tengah dialaminya, badai itu datang tanpa kompromi. Perabot rumah ludes tak terselamatkan, bahkan penghuninya dalam kegelapan harus segera minggat tepat pukul 03.00 dinihari karena atap rumah disapu bersih; hanya menyisahkan dua lembar seng dibubungan. Sungguh pilu dan menyayat hati.

Berusaha Bangkit dan Terbuka Jalan

Bagai jatuh tertimpa tangga pula; mengerikan! Badai itu datang bahkan disaat Corona Virus (Vovid-19) mulai masuk menyerang kota Kupang; angka positif covid mulai terpantau tingginya, kondisi ekonomi pun morat marit. Bukan hanya Bung Marten sekeluarga,  semua warga  seantero nusantara bahkan dunia merasakannya. Praktis keluarga ini kesulitan dalam segala lini termasuk untuk sekedar merehap atau memasang kembali seng dan kayu-kayu atau bambu yang sudah mencium tanah

Kondisi itu berlanjut dengan munculnya PPKM level 4 dan III bahkan hingga kini meski sudah melorot ke level II pergerakan ekonomi kota Kupang terpantau masih sulit. Jangankan membangun rumah baru atau merehabnya, untuk sekedar menyambung hidup dengan asupan makanpun menjadi hal terberat bagi kebanyakan warga kota Kupang

Benar-benar menyakitkan, menyedihkan dan butuh perhatian bersama. Namun suasana yang demikian sulitnya tidak membuat “Om Marthen” patah semangat, segera meminta bantuan atau apapun. Dia tetap tegar, mencoba bangkit dari keterpurukan situasi itu dengan usaha sendiri. Bermodalkan kayu dan seng bekas yang sudah tidak beraturan dia sempat coba mengembalikan beberapa posisi seng meski hanya untuk sekedar bisa terlindung dari sengatan sinar matahari

Dalam keterbatasan situasi dan ekonomi yang dialami sahabat Marten itu tak sengaja tersiar oleh beberapa rekan seprofesi dan sampailah ke ketelinga Ibu Julie Sutrisno Laiskodat; wanita yang keseharian adalah Anggota Komisi IV DPR RI dari Partai Nasdem, Istri Gubernur NTT Viktor Laiskodat sekaligus merangkap Ketua TPP PKK dan Ketua Dekranasda NTT

Ia merespon cepat informasi itu dengan meminta Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW Nasdem NTT Elias Jawamara yang  juga adalah pengelola portal berita NTTPedia.id dan savanaparadise.com mendatangi kediaman Marten dan memastikan kondisi terkini yang dialami rekan sejawatnya itu berikut beberapa dokumen pendukung.

Ibarat hati seorang Ibu yang tak ingin satu anakpun menderita, Julie langsung bergerak cepat oleh karena cinta dan ketulusan budinya. Tidak segan-segan, Ia memerintahkan segera ditangani dan dikerjakan kembali pondok itu sebelum musim penghujan yang mulai melanda Kota Kupang.

Bahan bangunan berupa semen, pasir, batu, kayu seng dan paku dihadirkan dalam 1 jam. Ditemani langsung Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW Nasdem NTT Elias Jawamara dan Staf Sekretariat Dion Fernandez, utusan Julie dan Partai Nasdem mendatangi rumah Marten dan mengantar  bahan tersebut dengan harapan dapat segera dikerjakan dan tuntas dalam 1 bulan kedepan. Tujuannya tentu dalam musim hujan tahun ini keluarga Marthen Radja dan 3 putri putranya terlindungi dari hujan

Kaget, Terharu dan Sempat Menolak

Penyerahan ungkapan hati Ibu Julie Sutrisno Liskodat itu disampaikan oleh Elias Jawamara dan beberapa staf. Saat itu, keluarga sahabat kami Marten memang sekilas kaget, tak menyangka dan sangat terharu. Dalam bathinya dia memang menolak tentu oleh berbagai alasan psikologis.

Dalam gumamnya Marten mungkin saja bertanya, knapa  harus dia yang didatangi. Knapa Ibu Julie ”nekad” memberi perhatian yang sungguh besar itu, toh dia bukanlah siapa-siapa, bukanlah keluarga dekat, bukan pula seorang tokoh yang popular. Dia hanyalah seorang pewarta yang acapkali dalam tulisanya tidak segan-segan “menghajar” siapapun kalau tidak menjalankan tugas pokok dan fungsinya secara benar melayani masyarakat.

Naluri jurnalisitik seorang Marten sangat tajam dan sangat “lurus” profesional. Bagi kebanyakan sahabat wartawan, Marten adalah sosok yang punya integritas tinggi, tegas dan tidak neko-neko dengan siapapun. Pun soal Ibu Julie sebagai public figure, Marten juga sering mengkritisi beberapa program kerjanya sebagai Ketua Dekranasda NTT, Anggota DPR RI juga sebagai suami dari Gubernur NTT saat ini Viktor Laskodat. Dia pasti mengatakan tidak untuk sesuatu yang salah dan tidak bisa diajak bercengkrama.

Tapi memang senja itu bening. Kebeningan hati seorang Julie akhirnya diterima keluarga Om Marten oleh karena kepedulian dan cinta seorang Bunda yang besar untuk anak-anaknya di se-antero Flobamorata. Ditemani rekan seprofesi Fidelis Nogor yang adalah juga Sekretaris Kerukunan Keluarga Besar Maumere (KKBM) Kupang, Marten diteguhkan untuk menerima ungkapan hati Bu Julie dengan tegar murni sebagai bentuk kepedulian dari “the First Lady of NTT” itu.

Maklum Om Marten adalah salah satu warga asal Maumere Kabupaten Sikka di Kota Kupang yang sejak mendapat musibah itu belum pernah juga mendapatkan bantuan apapun termasuk dari KKBM. Hanyalah seng 15 lembar dari Biro Humas Setda Provinsi  NTT yang masih tersimpan rapi dibalik dapur.

Kepada Elias Jawamara dan beberapa rekan profesi yang hadir, Marten dan keluarga menyampaikan terima kasih atas kepedulian Ibu Julie dan juga Partai Nasdem yang peka dengan memberi perhatian yang sungguh total guna perbaikan rumahnya yang roboh itu.

Ungkapan syukur dan terima kasih yang sama juga disampaikan oleh Fidelis Nogor mewakili KKBM Kupang kepada Ibu Julie dan Partai Nasdem yang telah membantu salah satu anggota KKBM Kupang yang tertimpah musibah tersebut

Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik DPW Nasdem NTT, Elias Jawamara saat itu mewakili Ibu Julie Sutrisno Laiskodat menyampaikan salam hangat dari Ibu Julie untuk keluarga sahabat Marten. Bantuan seadanya itu hanyalah ibarat ekspresi empati seorang Ibu untuk sesama anak dan warga masyarakat NTT termasuk kepada om Marten sebagai seorang pekerja media yang saban tahun membangun NTT lewat “tinta emasnya”

Bagi Nasdem dan Bunda Julie Sutrisno Laiskodat kata Elias, media/pers merupakan sahabat dan mitra sejajar dalam kehidupan berdemokrasi dan proses pembangunan.

Elas berharap pembangunan rumah Om Marten melalui bantuan secara stimulan itu segera dituntaskan dalam satu bulan kedepan. Ia juga membuka hati kepada pihak mananpun yang ingin membantu Om Marten  sebagai rekan sejawat boleh langsung mendatangi keluarga ini

Kepada teman-teman Media yang sudah membantu proses evakuasi bahkan secara gotong royong menurunkan dan merapikan bahan-bahan bangunan langsung dari trek ke lokasi penyimpanan, Elas juga menyampaikan salut dan terima kasih untuk kebersamaan di senja itu. (Fidel/42na)

Kantor Pusat Kopdit Pintu Air. Foto : Fortuna

%d blogger menyukai ini: