“Kita tentu bosan karena semua lini terpantau stagnan di masa pandemi covid-19 ini. Namun sebagai Anggota DPRD NTT, saya minta agar niat itu sebaiknya dilakukan secara bertahap dan terukur,” ujar Eman
Niat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk melakukan reaktivasi unit-unit usaha jasa pariwisata di provinsi NTT ditengah pandemi Covid-19 memantik tanggapan beragam dari kalangan DPRD Provinsi NTT.
Anggota DPRD NTT, Emanuel Kolfidus,S.Pd meminta pemerintah provinsi NTT untuk lebih bijak mengambil keputusan sehingga tidak membawa dampak yang lebih luas dan beresiko tinggi untuk rakyat.
Menurutnya niat membuka kembali aktivitas publik sebaiknya dilakukan secara bertahap dan terukur.
“Kita tentu bosan dan semua lini terpantau stagnan di masa pandemi covid-19 ini. Namun sebagai Anggota DPRD NTT, saya minta agar niat itu sebaiknya dilakukan secara bertahap dan terukur,” ujar Eman kepada www.fortuna.press, Jumad, (29/5).
Dijelaskan pembukaan aktivitas ekonomi dan pariwisata harus memenuhi standar minimal prosedur. Harus mempertimbangkan paradigma waktu dan tempat serta diprioritaskan kepada aspek-aspek yang diyakini orang sudah sanggup menjalanakan secara ekeftif pola kehidupan baru dimaskud
Ketua BAPEMPERDA DPRD NTT ini juga beralasan kesiapan sumber daya peralatan dan tenaga medis, faskes serta terbatasnya SDM dan pemahaman warga akan budaya hidup sehat ditenggarai masih menjadi hambatan dalam penerapan pola hidup baru (New Normal) sebagaimana yang diwacanakan pemerintah.
Bahwa kondisi masyarakat NTT yang masih terbatas dari banyak sisi. Sumber daya peralatan dan tenaga medis, layanan fasilitas kesehatan, minimnya SDM dan kesadaran warga termasuk sulitnya penerapan protokol kesehatan disetiap unit usaha jasa pariwisata juga di destinasi wisata yang ada,”urai Sekretaris Fraksi PDI Perjuangan ini.
Soal rencana pemerintah Provinsi NTT untuk melaunching 7 spot pariwisata estate di Pantai Liman Pulau Semua Kabupaten Kupang awal bulan Juni 2020, Eman tidak keberatan asalkan kegiatan itu dilaksanakan sesuai protokol kesehatan.

Sementara Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, Dr. Wayan Darmawa,ST, MT mengatakan tekad melakukan reaktivasi unit-unit usaha jasa pariwisata di provinsi NTT untuk menggairahkan kembali ekonomi dan industri pariwisata NTT yang terpantau sangat lesuh dimasa pendemi covid-19.
Keputusan itu diambil atas usul saran dan gagasan dari 73 pemangku kepentingan baik dari pemerintah Pusat hingga pelaku wisata di daerah yang mengikut Rapat Terpadu Secara Virtual pada hari Rabu, (27/5).
Adapun Rapat Terpadu Virtual tersebut dipimpin Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Dr. Wayan Darmawa,ST,MT diikuti oleh 73 delegasi pemangku kepentingan.
Dari Kemenpar RI ada, Direktur Pengembangan Destinasi Region II Kemenparekraf RI, Wawan Gunawan, hadir juga Kepala Balai TN-Kelimutu-Ende, Kerua Balai TN-Matalawa-Sumba, Direktur Utama BOP Labuan Bajo-Flores, Ketua PHRI Provinsi NTT, Ketua ASITA Provinsi NTT, Ketua HPI Provinsi NTT, Ketua Genpi Provinsi NTT, Ketua Ivendo Provinsi NTT, Ketua DPD ASIDEWI NTT serta Ketua-Ketua POKJA 7 Pariwisata Estate
Dalam rapat itu jelas Wayan, Direktur Pengembangan Destinasi Region II Kemenparekraf RI, Wawan Gunawan memberi apresiasi kepada Pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur NTT atas rencana pembukaan kembali kegiatan Kepariwisataan di NTT.
Forum juga meminta Pemerintah Provinsi melalui Dinas pariwisata NTT tetap melaksanakan dan menerapkan protokol kesehatan di Destinasi Pariwisata sesuai dengan anjuran dan standar kesehatan dari Kementerian Kesehatan RI.
Pemerintah propinis katanya akan terus mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan, keamanan, kebersihan dan kenyamanan di DTW sesuai Tahapan-Tahapan sesuai arahan Menparekraf RI, mulai dari Persiapan, Simulasi, Sosialisasi, Uji coba dan Pembukaan Destinasi secara bertahap.
Rencana pembukaan destinasi 1-3 bulan adalah adaptasi new normal dan pelaku-wisatawan pasti penuh kehati-hatian. Pengunjung pasti masih didominasi pengunjung lokal sehingga bisa jadi proses belajar. Nah ketika semua sudah familiar dengan protokol kesehatan ini baru kita buka full, ujar ,” ujar Wayan. (fdl/42na)