“Tidak heran, banyak wisatawan mancanegara dan domestik terpesona pada Ti’i Langga. Mereka terus berburu anyaman khas itu meski harus membayar ongkos angkut yang mahal hingga ke kampung halamannya”
Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur kini menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang ditetapkan pemerintah pusat.
Berbagai penataan fisik dan pembangunan aneka sumber daya baik aksesiblitas, amenitas, atraksi hingga awareness menuju visi besar tersebut terus digalakan
Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi satu stakeholders yang diharapkan sungguh bisa mengakselerasi geliat pembangunan Labuan Bajo itu dengan aneka kesiapan masyarakat terutama daya dukung Ekonomi Kreatif menyambut premiumnya kawasan itu
Salah satu langkah yang dilakukan Dekranasda NTT adalah dengan menggandeng Dewan Kerajinan Nasional dan Kementerian Pertahanan (Kemenham) RI menggelar kegiatan Pelatihan Pembuatan 1.000 topi Ti’i Langga.
Adapun hajabatan tersenut adalah bagian dari tindak lanjut Pelatihan Bagi Wirausahawan Baru yang digelar belum lama ini di Labuan Bajo guna mendukung akselerasi dan penetapan kawasan itu sebagai salah satu destinasi wisata prioritas di Indonesia
Dengan tajuk “Sinergitas Dekranas, Kemenhan dan Dekranasda NTT Dalam Melestarikan Warisan Budaya dengan memberikan pelatihan pembuatan 1000 buah top Tii Langga bagi Pengrajin di Kupang dan Rote” diharapkan melahirkan wirausahawan muda yang produktif dan adaptif dengan pasar pariwisata
Pelatihan tersebut yang melibatkan 100 milenial di Kabupaten Kupang dan Rote Ndao itu menjadi momentum kebangkitan (reborn) Tii Langga Rote sebagai salah satu produk unggulan yang layak dikembangkan.
Tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memproduksi kerajinan industri Ti,i Langga.
Ti’i Langga merupakan topi khas Rote Ndao. Bahan utama topi Ti’i Langga adalah daun dari pohon lontar. Bentuk topi Ti’i Langga yang unik punya arti dan makna mendalam tentang persatuan. Hal tersebut terlihat dari bentuk anyamannya yang begitu erat.
Tidak heran, banyak wisatawan mancanegara dan domestik terpesona pada Tii Langga. Mereka terus berburu anyaman khas itu meski harus membayar ongkos angkut yang mahal hingga ke kampung halamannya.
Pelibatan kaum milenal dalam kegiatan pelatihan ini cukup beralasan. Khusus di Pulau Rote dan Kabupaten Kupang, generasi milenial kenyataannya tidak terlalu berminat untuk menggeluti dan mengembangkan produk turunan leluhur Rote Ndao ini.
Alasan lain, yakni proses pembuatannya cukup rumit serta ketika selesai diproduksi mengalami kendala dalam hal pemasarannya. Apalagi Ti’i Langga lebih banyak diproduksi hanya untuk kepentingan adat dan acara resmi pemerintah.
Namun, pelaku Industri Kecil Menengah pembuat topi Ti’i Langga berharap besar produk ini bisa menjadi primadona di daerah destinasi pariwisata yang ada di NTT. Sementara peran milenial untuk mendongkrak destinasi sangat strategis.
Dekranasda NTT yang diketuai Julie Sutrisno Laiskodat memiliki cita-cita besar dalam pengembangan berbagai kerajinan khas NTT. Setelah sukses mengangkat tenun ikat ke level nasional bahkan internasional, kali ini Ti’i Langga pun akan demikian.
Julie Sutrisno Laiskodat yang juga istri Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat selalu punya terobosan strategis. Dia selalu punya cara untuk menampilkan kekayaan budaya dan pariwisata NTT ke level Nasional.
Penanggung Jawab kegiatan pelatihan Ti,i Langga, Marcelina Kopong mengatakan kegiatan itu berlangsung selama beberapa waktu dalam kurun waktu bulan Agustus dan September.
Pada bulan Agustus selama 6 hari dan bulan Agustus selama 10 hari dan selanjutnya para peserta akan melanjutkan pembuatan topi Ti,i Langga dari rumah masing-masing.
“Dekranasda NTT di bawah kepemimpinan Bunda Julie Sutrisno Laiskodat dan Bunda Maria Fransiska Djogo mempunyai tujuan untuk mendorong generasi muda dan kaum milenial untuk menggeluti kerajinan industri topi Ti,iLangga. Selain itu, mendorongkaum muda berkarya dan meningkatkan pendapatan dan produktifitas usaha,” kata Marcelina, Jumat (8/10/2021).
Ia menjelaskan, kegiatan pelatihan itu memberikan dampak positif bagi 24 industri kecil produksi makanan dan minuman selama kegiatan berlangsung. Disisi lain, kata dia, hasil kerajinan pembuatan Ti,i Langga langsung dibeli oleh Dekranasda NTT dan selanjutnya dibawah oleh Julie Sutrisno Laiskodat ke Jakarta.
Ia merincikan, lokasi pelatihan terletak di desa Lalukoen, Desa Daerundale kabupaten Rote Ndao dan dua kelompok di desa Tanah Merah, kabupaten Kupang. Para peserta dilatih oleh instruktur yang berpengalaman di bidang kerajinan pembuatan topi Ti,i Langga.
Pasca pelatihan, hasil karya 100 anak muda itu kemudian diboyong ke Jakarta oleh Julie Sutrisno Laiskodat. di Jakarta, 1000 topi Ti,i Langga itu dibeli oleh Kemenhan RI.
Dalam kesempatan pameran di Kemenhan, tampak Julie Sutrisno Laiskodat berfoto bersama Ibu Nanny Hadi Tjahjanto, istri Panglima TNI, Marsekal TNI Dr. HADI Tjahjanto, Hetty Andika Prakasa istri Jendral TNI Andika Perkasa (Kasad TNI), Vero Yudo Margono Istri Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono.
Selain itu, Inong Fadjar Prasetyo Istri Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Metty M Herindra Istri Wakil Menteri Pertahanan Indonesia Letnan Jenderal TNI Muhammad Herindra, Endang Karya Sumadi Istri Mentri Perhubungan Indonesia Ir. Budi Karya Sumadi.
Julie Laiskodat menjelaskan, pelatihan 100 generasi milenial itu dalam rangka melestarikan Budaya dengan memberikan keahlian pembuatan 1000 Ti’ilangga Topi khas Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
“Pelatihan Wirausaha baru Destinasi wisata super prioritas Labuan Baju dalam Rangka Melestarikan Budaya dengan memberikan pelatihan pembuatan 1000 Ti’ilangga Topi khas Kabupaten Rote Ndao,” kata Julie yang juga ketua Teritori Pemenangan Pemilu Wilayah Bali NTB NTT DPP Partai Nasdem itu. (rilis/dekranasda*)