TAMBOLAKA, fortuna.press – Pemerintah Provinsi NTT melalui Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf ) menggelar kegiatan Pelatihan, Bimbingan Teknis (bimtek) dan Pendampingan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Pengolahan Kopi dan Mete di Aula Hotel Sinar Tambolaka, Sumba Barat Daya, Kamis,16 Oktober 2025
Kegiatan tersebut dibuka oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten SBD sekaligus Plt.Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya Christofel Horo, SH mewakili Kepala Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Noldy Hosea Pellokila, S.Sos, M.Si diikuti 40 orang peserta perwakilan desa dan pelaku UMKM lokal serta menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidang pengolahan hasil bumi lokal.
Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Disparekraf NTT, Wihelm A. Hermanus,ST, MSi selaku Ketua Panitia Pelaksana dalam laporannya mengatakan kegiatan itu merupakan bentuk komitmen dari Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT dalam meningkatkan kapasitas SDM pelaku ekonomi kreatif, khususnya pada sektor pengolahan kopi dan mete yang menjadi komoditas unggulan di Sumba Barat Daya.
Adapun tujuan dari kegiatan tersebut adalah Pertama, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa dalam mengolah hasil pertanian/Perkebunan dalam konteks pengolahan pasca panen, pengemasan, dan pemasaran produk hasil pertanian/Perkebunan.
Kedua, meningkatkan nilai tambah produk hasil pertanian/Perkebunan melalui inovasi dan kreativitas
Ketiga, membuka akses pasar yang lebih luas terutama belajar strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas, baik lokal maupun nasional, bahkan internasional.
Keempat, Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan usaha berbasis hasil pertanian/Perkebunan.
Kelima, Membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa melalui pengembangan usaha yang berkelanjutan.
Wihelm mengatakan muara dari kegiatan tersebut yakni terbentuknya kelompok Usaha Masyarakat yang berbadan hukum. Jadi para peserta selanjutnya akan difasilitasi pendirian badan hukum. Pelatihan inipun diharapkan menambah hasil produksi ekonomi kreatif yang mendapat Sertifikat HAKI dan atau Hak Cipta.
Identitas Lokal Bernilai Ekonomi
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kabupaten Sumba Barat Daya Christofel Horo, SH pada kesempatan itu menyampaikan apresiasi kepada Dinas pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, seluruh peserta dan pihak terkait yang telah mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
Melalui pelatihan tersebut katanya, pemerintah ingin membangun kesadaran bersama bahwa kopi dan mete bukan hanya hasil bumi, tetapi juga bagian dari identitas lokal yang memiliki nilai ekonomi dan pariwisata.
Untuk itulah Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT berkomitmen untuk terus mendampingi para peserta pelaku ekonomi kreatif agar mampu berinovasi, mengolah, dan memasarkan produk mereka secara berkelanjutan.
“Harapannya tentu agar peserta terus dapat menggunakan produk lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya dan terkhususnya yang ada di desa masing – masing untuk terus memajukan potensi bukan saja kopi dan mete tapi juga pangan lokal yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya” ujar Christofel.
Gelaran pelatihan dan Bimtek tersebut juga katanya adalah bagian dari cara Disparekraf NTT mendukung pelaksanaan program One Village One Product (OVOP) yang merupakan program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur.
Melalui kegiatan ini dapat mendorong setiap desa untuk mengembangkan produk unggulan berbasis potensi lokal yang khas, berdaya saing, dan memiliki nilai tambah ekonomi. Dalam konteks Kabupaten Sumba Barat Daya, kopi dan mete dipandang sebagai komoditas strategis yang dapat dijadikan produk unggulan desa.
Sebagai tanda dimulainya kegiatan, dilakukan penyerahan simbolis bantuan peralatan pengolahan kepada perwakilan peserta, diikuti dengan foto bersama antara pejabat, panitia, dan peserta pelatihan.
Meningkatkan Kualitas Produk
Adapun kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Kepala Desa Delo, Paulus Ngongo Bili.
Pada kesempatan itu, Paulus menyampaikan apresiasinya kepada Dinas Pariwisata dan Ekonomi kreatif Provinsi NTT atas perhatian terhadap pelaku usaha kecil di desa.
“Kami sangat bersyukur karena kegiatan seperti ini menyentuh langsung masyarakat desa. Kopi dan mete adalah sumber penghidupan kami, dan melalui pelatihan ini kami bisa belajar bagaimana meningkatkan kualitas produk agar bisa bersaing di pasar,” tutur Paulus Ngongo Bili.
Kegaitan tersebut juga mendapat apresiasi dari warga dan pelaku Usaha Mikro Kecil Menegah (UMKM) di Kabupaten Sumba Barat Daya.
Apliana Kamuri misalnya, peserta dari Kelompok Minaka Coffee, menyampaikan rasa terima kasihnya karena mendapatkan ilmu baru dalam proses pengolahan kopi.
“Selama ini kami hanya menjual kopi dalam bentuk biji kering. Melalui pelatihan ini, kami jadi tahu bagaimana mengolahnya menjadi bubuk kopi siap jual dengan kemasan yang menarik,” ungkap Apliana.
Peserta lainnya, Markus Malo Kali dari Kelompok Keremareda, juga mengaku termotivasi untuk mengembangkan produk olahan mete di desanya.
“Kami ingin mete Sumba bisa dikenal lebih luas. Dengan bimbingan dari narasumber, kami yakin bisa menghasilkan produk yang lebih baik dan bernilai tinggi,” ujarnya.
Kegiatan pelatihan tersebut akan berlangsung selama tiga hari, dengan metode pelatihan langsung (praktik) dan pendampingan teknis oleh instruktur berpengalaman di bidang pengolahan hasil pertanian dan pengemasan produk.
Melalui kegiatan ini, Dinas Pariwisata berharap dapat memperkuat sinergi antara sektor pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis potensi lokal, sehingga mampu memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat Sumba Barat Daya. (tim/42na)
