
TAMBOLAKA, fortuna.press- Kabar Gembira bagi petani kopi dan mete di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT. Mereka akan mendapat pelatihan dan Bimbingan Teknis (Bimtek) tentang cara pengolahan, packing hingga teknik pemasaran sehingga kedua produk unggulan tersebut bisa bernilai lebih atau bernilai tambah.
Pelatihan dan Bimtek bagi sekitar 40 petani kopi dan mete dari 4 desa potensial di SBD tersebut digelar oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT menghadirkan para narasumber profesional kopi, mete serta pelaku ekonomi kreatif bertempat hotel Sinar Tambolaka, SBD pada tanggal 16- 18 Oktober 2025.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT Noldy Hosea Pellokila, S.Sos., M.M., CRMO mengatakan tujuan kegiatan tersebut adalah Pertama, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat desa dalam mengolah hasil pertanian/Perkebunan dalam konteks pengolahan pasca panen, pengemasan, dan pemasaran produk hasil pertanian/Perkebunan.
Kedua, meningkatkan nilai tambah produk hasil pertanian/Perkebunan melalui inovasi dan kreativitas
Ketiga, membuka akses pasar yang lebih luas terutama belajar strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas, baik lokal maupun nasional, bahkan internasional.
Keempat, Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan usaha berbasis hasil pertanian/Perkebunan.
Kelima, Membangun kemandirian ekonomi masyarakat desa melalui pengembangan usaha yang berkelanjutan.
Noldy mengatakan muara dari kegiatan tersebut yakni terbentuknya kelompok Usaha Masyarakat yang berbadan hukumyang para peserta akan difasilitasi pendirian badan hukum. Pelatihan inipun diharapkan menambah hasil produksi ekonomi kreatif yang mendapat Sertifikat HAKI dan atau Hak Cipta.
Mendukung Program OVOP
Gelaran pelatihan dan Bimtek tersebut juga kata Noldy adalah bagian dari cara Disparekraf NTT mendukung pelaksanaan program One Village One Product (OVOP) yang merupakan program prioritas Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur.
Melalui kegiatan ini pihaknya ingin mendorong setiap desa untuk mengembangkan produk unggulan berbasis potensi lokal yang khas, berdaya saing, dan memiliki nilai tambah ekonomi. Dalam konteks Kabupaten Sumba Barat Daya, kopi dan mete dipandang sebagai komoditas strategis yang dapat dijadikan produk unggulan desa.
Pelatihan ini juga produktif bagi masyarakat tidak hanya meningkatkan keterampilan teknis, tetapi juga membangun kesadaran untuk menjadikan kopi dan mete sebagai identitas desa yang berorientasi pada pasar lokal, nasional, hingga internasional

Pelaku Ekraf Kopi dan Mete Lokal
Sementara Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Disparekraf NTT, Wihelm A. Hermanus,ST, MSi mengatakan peserta yang akan menjadi sasaran dari pelaksanaan kegiatan tersebut antara lain kelompok Kopi dan Mete dari Desa/kecamatan Kabupaten Sumba Barat Daya sebanyak 40 Orang perwakilan dari 4 desa potensial. Mereka akan difasilitasi dalam pembentukan kelompok usaha setiap 10 orang peserta. Dari pelatihan tersebut akan terbentuk 4 Kelompok usaha yang akan difasilitasi pembentukan UMKM yang berbadan hukum.
Teknisnya, peserta pelatihan diarahkan dari Petani dan pemilik kebun yang memproduksi hasil pertanian/Perkebunan serta Kelompok tani atau koperasi yang bergerak di bidang pertanian Perkebunan, Masyarakat desa baik perempuan dan laki-laki yang ingin mengembangkan usaha berbasis hasil pertanian/perkebunan.
Penentuan Peserta Pelatihan merupakan hasil kolaborasi dan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya dalam hal ini Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya yang akan memfasiilitasi pembentukan kelompok usaha tersebut.
Untuk diketahui, pembukaan kegiatan Pelatihan dan Bimtek tersebut rencananya dihadiri pula oleh Anggota Komisi II DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur; Bupati Sumba Barat Daya; Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT dan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya;
Menurut Wilhelm, ada sejumlah narasumber yang siap hadir dan berbagi pengetahuan yakni Desiyanti Karlina Jacob, selaku pengiat/pelaku Kopi; William Fangidae selaku praktisi bidang ekonomi kreatif; Mariana Noda Ngara dan Vincensia Binaisuri selaku komonitas Mete serta para ASN lingkup Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya.

Materi Kreatif dan Narasumber Profesional
Adapun jenis materi dan narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini sangat produktif antara lain : Pengolahan pasca panen: Teknik pengolahan pasca panen yang tepat untuk menjaga kualitas dan nilai jual produk hasil pertanian (misalnya, pengeringan, fermentasi, pengolahan menjadi produk olahan).
Pengemasan: Teknik pengemasan yang menarik dan aman untuk produk hasil pertanian, termasuk pemilihan bahan kemasan dan desain kemasan yang menarik.
Pemasaran: Strategi pemasaran yang efektif, termasuk analisis pasar, penentuan harga, promosi, dan distribusi produk. Ini termasuk pemasaran online dan ofline.
Branding dan pengembangan produk: Membangun merek produk dan mengembangkan produk baru yang inovatif dan bernilai jual tinggi.
Manajemen keuangan dan usaha: Keterampilan dasar dalam manajemen keuangan dan pengelolaan usaha, termasuk perencanaan keuangan, pencatatan keuangan, dan analisis keuangan.
Keterampilan kewirausahaan: Keterampilan dasar dalam berwirausaha, termasuk kreativitas, inovasi, dan kemampuan memecahkan masalah.
Adapun Narasumber atau instruktur dalam pelatihan ini merupakan para ahli pada bidangnya sebagai berikut: Materi Karakteristik/sifat dari Kopi dan Mente, Mengenal tanamanan sifat dari tanaman kopi dan mente, Apa karakteristik dan kualitas minimum yang harus dipenuhi untuk mempunyai produk yang berkualitas; Materi Mengenal peralatan produksi kopi dan mente; Materi Pengolahan Kopi dan Mente; Materi Apa dan siapa itu pengusaha, bagaimana mulai menjadi pengusaha (Modal / Ide duluan)?
Selanjutnya apa potensi lokal yang dimiliki (Produk & Non Produk), Apa saja kemungkinan usaha yang bisa dibangun dari potensi lokal tersebut (Fokus ke Kopi & Kacang Mente); Materi Pengemasan produk yang aman bagi produk dan menarik untuk dijual; juga tentang Pemasaran produk kopi dan mente;Materi SOP, SDM dan pencatatan keuangan.
Output yang diharapkan
Wilhelm mengatakan setelah mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta memiliki: Peningkatan pengetahuan dan pemahaman tentang potensi ekonomi kreatif kopi dan mete; Peningkatan keterampilan dalam pengolahan dan inovasi produk kopi dan mete; Ide-ide produk kreatif yang siap untuk dikembangkan;
Manfaat lain yakni Pemahaman tentang strategi pengemasan, branding, dan pemasaran produk; Jaringan dan potensi kolaborasi dengan pelaku usaha lain; dan Motivasi dan bekal pengetahuan untuk memulai atau mengembangkan usaha ekonomi kreatif berbasis kopi dan mete.
Dikatakan penyelenggaraan kegiatan ini tidak hanya menjadi wadah peningkatan kapasitas pelaku ekonomi kreatif, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mendukung visi pembangunan daerah melalui program One Village One Product (OVOP).
Harapannya, hasil dari kegiatan ini mampu memperkuat posisi kopi dan mete sebagai produk unggulan Nusa Tenggara Timur, sekaligus memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat desa. (tim/42na)



